kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Bankir proyeksikan rasio BOPO bakal melandai tahun ini


Rabu, 27 Januari 2021 / 20:39 WIB
Bankir proyeksikan rasio BOPO bakal melandai tahun ini
ILUSTRASI. Tahun lalu meningkat, sejumlah bankir memproyeksikan rasio BOPO bakal melandai tahun ini.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 tentu berdampak pada kinerja perbankan yang melambat. Untuk menghalau itu, perbankan pun terus melakukan berbagai upaya termasuk efisiensi.

Namun, tetap saja rasio beban operasional terhadap operasional alias BOPO perbankan meningkat. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, akhir tahun lalu BOPO perbankan ada di level 86,55%, meningkat dari bulan November 2020 sebesar 86,04%.

Rasio BOPO jauh meningkat dari periode 2019 yang sebesar 79,58%. Meski begitu, sejumlah bankir yang dihubungi Kontan.co.id menerangkan, upaya efisiensi terus dilakukan.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) misalnya di kuartal III 2020 mencatat BOPO di level 81,74%. Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menyebut, BOPO BRI sampai saat ini masih berada di bawah rata-rata industri.

Baca Juga: OJK: Tanpa produk kompetitif berbasis teknologi, bank bisa ditinggal nasabah

BRI memperkirakan, BOPO tahun ini akan jauh lebih baik dari tahun lalu. "Perbaikan tersebut didukung oleh pemulihan pendapatan seiring melandainya tren restrukturisasi," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (27/1).

Efisiensi biaya dana alias cost of fund (COF) melalui peningkatan dana murah (CASA) yang dilakukan Bank BRI juga bisa menjadi jawaban penurunan BOPO ke depan. Aestika mengatakan, BRI bakal melakukan optimalisasi fee based income (FBI) di tahun ini melalui peningkatan digital dan micro payment, serta efisiensi biaya operasional melalui proses digitalisasi bisnis.

Sementara, PT BPD Sumatera Utara (Bank Sumut) menyebut, rasio BOPO tahun 2020 mencapai 80,22%. Sekretaris Perusahaan Bank Sumut Syahdan Siregar menuturkan, rasio BOPO tersebut sudah turun 16 basis poin dari periode 2019 yang sebesar 80,38%.

"Kami berusaha menekan rasio BOPO di antaranya dengan mengoptimalkan dana murah dan efisiensi sektor operasional," jelasnya. Nah, untuk di tahun ini, Bank Sumut memproyeksikan BOPO setidaknya akan terjaga di kisaran 80,41%.

Sementara, rasio BOPO PT Bank Ina Perdana Tbk meningkat tahun lalu. Tapi, Direktur Bank Ina Daniel Budirahayu mengatakan, kenaikan BOPO itu sangat wajar. Mengingat risiko pasar yang meningkat, bank pun harus membentuk biaya pencadangan alias CKPN yang cukup signifikan.

"BOPO Bank Ina masih di atas 90% karena kami banyak penambahan di CKPN untuk antisipasi keadaan memburuk," jelasnya. Nah, di tahun ini Daniel berusaha untuk menekan BOPO hingga ke bawah 90% dengan meningkatkan volume bisnis dan tentunya efisiensi di segala bidang.

Selanjutnya: Sebagian besar capex IT perbankan akan dipakai untuk memperkuat digital banking

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×