Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah pelaku industri fintech lending yakin, jumlah borrower atau peminjam dana akan bertambah di tahun ini. Meski demikian, penguatan credit scoring tetap menjadi fokus utama guna menjaga kualitas portofolio pembiayaan.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terdapat 15,4 juta akun penerima pinjaman daring hingga kuartal I-2025. Jumlah ini meningkat sebanyak 58,7% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Salah satu perusahaan fintech lending PT Sahabat Mikro Fintek (Samir) menyampaikan adanya kenaikan jumlah peminjam aktif (borrower) per Mei 2025.
Public and Government Relation Samir, Balqis menjelaskan borrower aktif perusahaan yang telah menerima pencairan tercatat mencapai 1 juta orang per Mei 2025. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang berada di kisaran 400.000 borrower.
"Hal ini mencerminkan adanya pertumbuhan yang cukup positif seiring dengan strategi ekspansi kami di beberapa wilayah serta penguatan kanal digital," kata Balqis kepada Kontan, Jumat (20/6).
Baca Juga: Menelusuri Jejak Kasus Gagal Bayar Fintech Lending Akseleran
Lebih lanjut, Balqis menyebutkan, mayoritas peminjam berasal dari kelompok usia produktif, yakni 25 tahun-35 tahun. Namun demikian, Samir berupaya untuk melakukan mitigasi risiko dengan pendekatan credit scoring yang ketat.
"Karena data menunjukkan bahwa kelompok usia di atas 40 tahun cenderung memiliki risiko gagal bayar yang sedikit lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lainnya," lanjutnya.
Melihat tren pertumbuhan yang ada, Samir memproyeksikan jumlah borrower akan meningkat sekitar 30% secara tahunan. Pertumbuhan ini akan ditopang oleh penetrasi layanan ke wilayah-wilayah yang selama ini belum terjangkau oleh layanan keuangan formal (underserved areas).
“Strategi utama kami mencakup kolaborasi dengan ekosistem lokal, program literasi dan edukasi keuangan, serta penguatan infrastruktur teknologi dan customer service," ujarnya.
Adapun hingga Mei 2025, total akumulasi penyaluran pembiayaan Samir telah mencapai Rp 2 triliun. Balqis bilang, capaian tersebut menunjukkan adanya kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan perusahaan dalam menjaga kualitas pertumbuhan secara berkelanjutan.
Selanjutnya yakni PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) juga mencatat pertumbuhan dalam penyaluran pembiayaan kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Hingga pertengahan 2025, total akumulasi penyaluran modal kerja Amartha telah menembus lebih dari Rp 35 triliun kepada lebih dari 3,3 juta pelaku UMKM akar rumput di seluruh Indonesia.
VP Public Relations Amartha, Harumi Supit mengatakan pertumbuhan ini tidak lepas dari konsistensi perusahaan dalam melayani segmen akar rumput selama 15 tahun terakhir.
“Dengan pengalaman 15 tahun melayani segmen akar rumput, Amartha telah menyalurkan lebih dari Rp 35 triliun rupiah modal kerja kepada lebih dari 3,3 juta UMKM akar rumput," kata Harumi kepada Kontan, Jumat (20/6).
Baca Juga: Akseleran Diterpa Gagal Bayar, Sosok Influencer Felicia Putri Tjiasaka Ikut Terseret
Dari sisi kualitas portofolio, Amartha mampu menjaga rasio kredit bermasalah (NPL) pada kisaran 2%-3%. Menurut Harumi, pencapaian ini ditopang oleh sistem tata kelola risiko yang kuat dan pendekatan operasional yang menyeluruh.
“Amartha menerapkan tata kelola yang kuat, mulai dari penggunaan teknologi AI dalam mengukur profil risiko akar rumput, intervensi pendampingan oleh 9.000+ tenaga lapangan," lanjutnya.
Selanjutnya: Serapan Belanja Produktif Lambat, Ekonomi Kuartal II Bisa Makin Pelan
Menarik Dibaca: iPhone 11 Pro Masih Dapat Update iOS? Yuk, Cek Jawabannya Berikut ini!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News