Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat nilai kredit macet (non performing loan/NPL) dari peminjam berusia 54 tahun ke atas di fintech peer to peer (P2P) lending melonjak signifikan. Per Februari 2025, nilai NPL kelompok usia ini tercatat Rp 119 miliar, naik 77% dibandingkan Rp 67 miliar per September 2024.
Menanggapi tren ini, CEO Modal Rakyat, Christian Hanggra, mengatakan bahwa pihaknya belum melihat lonjakan signifikan dari kelompok usia tertentu sebagai penyumbang dominan NPL.
“Namun, kami menyadari bahwa kelompok usia di atas 54 tahun memang memiliki karakteristik risiko tersendiri, terutama bila usaha yang dijalankan bersifat tradisional atau belum terdigitalisasi,” kata Christian kepada Kontan, Jumat (20/6).
Baca Juga: Jumlah Borrower Fintech Lending Naik, Bagaimana Kualitas Kreditnya?
Ia menjelaskan, sebagian besar borrower Modal Rakyat berada pada usia 25–54 tahun, yakni kelompok pelaku usaha produktif dan aktif secara operasional.
“Kelompok ini menyumbang lebih dari 70% total peminjam kami, sedangkan usia di atas 54 tahun porsinya relatif kecil dan memiliki profil pembiayaan yang lebih konservatif,” imbuhnya.
Hingga Mei 2025, rasio NPL Modal Rakyat berada di kisaran 5,81%. Christian menyebutkan bahwa portofolio bermasalah umumnya terkait dengan profil peminjam dari tahun 2023–2024, bukan dari pembiayaan yang disalurkan dalam 1,5 tahun terakhir.
“Penyebab utama NPL lebih terkait dengan penurunan arus kas usaha akibat faktor eksternal, seperti perubahan ekonomi atau gangguan operasional. Untuk itu, kami terus memantau kualitas portofolio, memaksimalkan penagihan lapangan, dan melakukan penyesuaian kebijakan kredit secara berkala,” ujarnya.
Baca Juga: Fintech Makin Diminati, Cek Pinjol Resmi OJK Juni 2025 Agar Tak Tertipu Ilegal
Guna memitigasi risiko, Modal Rakyat juga memberlakukan pendekatan spesifik bagi setiap segmen usia.
“Untuk pembiayaan produktif, kami lebih mengutamakan usia kerja yang produktif, dengan usaha yang sudah berdiri minimal dua tahun. Dengan data historis usaha tersebut, kami dapat menganalisis dengan lebih baik pola arus kas, pendapatan, hingga kebutuhan dan risiko debitur,” pungkas Christian.
Selanjutnya: BSI International Expo 2025 Akan Hadirkan Maher Zain dan Sutradara Film Jumbo
Menarik Dibaca: iPhone 11 Pro Masih Dapat Update iOS? Yuk, Cek Jawabannya Berikut ini!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News