Reporter: Amanda Christabel | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan adanya penurunan suku bunga kredit perbankan, sejalan dengan tren penurunan suku bunga acuan. Selain itu, BI mencatat rata-rata tertimbang suku bunga kredit pada Mei 2021 berada di angka 9,5% yang menunjukkan penurunan 4 basis poin (bps) dibandingkan bulan sebelumnya.
Salah satunya PT Bank Rakyat Indonesia yang menyatakan per 28 Februari 2021 telah menurunkan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) untuk seluruh segmen kredit yang terdiri dari kredit korporasi, ritel, mikro, kepemilikan rumah (KPR), dan non-KPR. Penurunan SBDK ini cukup signifikan, yakni sebesar 150-325 bps.
“Penurunan suku bunga kredit oleh BRI dilakukan untuk mendukung percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional. Saat ini SBDK BRI untuk segmen ritel sebesar 8,25% dan untuk segmen mikro sebesar 14%,” terang Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto kepada KONTAN, Kamis (15/7).
Baca Juga: BPKH tunjuk BCA Syariah sebagai mitra penerima, penempatan dan investasi biaya haji
Aestika juga menjelaskan, sepanjang 2020, bank pelat merah ini juga telah menurunkan suku bunganya secara umum sebesar 75-150 bps. “Bahkan khusus untuk restrukturisasi keringanan suku bunga, BRI menurunkan antara 300-500 bps,” tambahnya.
Untuk informasi tambahan, suku bunga pinjaman tidaklah jadi satu-satunya variabel untuk meningkatkan pertumbuhan kredit nasional. “Berdasarkan perhitungan model ekonometrika, variabel paling sensitif atau elastisitasnya paling tinggi terhadap pertumbuhan kredit adalah konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat,” ujar Aestika.
Dengan demikian, BRI menjadi mitra pemerintah dalam penyaluran bantuan dan stimulus. Hal ini dibarengi dengan harapan dapat meningkatkan konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat, sehingga mampu mengerek naik pertumbuhan kredit nasional. “Secara umum, BRI menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 6-7% secara year on year (YoY) di tahun ini,” terangnya.
Aestika bilang kepada KONTAN, BRI memproyeksikan penurunan suku bunga kredit BRI di tahun ini masih dapat dilakukan sebesar 25 bps, mengikuti proyeksi penurunan suku bunga pasar.
Baca Juga: Lebih efisien, Bank Neo Commerce optimalkan kolaborasi dengan ekosistem Alibaba Group
“SBDK dibentuk melalui beberapa variabel, antara lain Harga Pokok Dana Kredit (HPDK), biaya overhead dan margin. Spread SBDK dengan suku bunga deposito didominasi oleh komponen overhead cost (OHC), dan penurunan OHC terus diupayakan dengan efisiensi dan digitalisasi bisnis proses dalam penyaluran kredit,” tutup Aestika.
Beralih ke informasi dari bank lain, PT Bank Central Asia atau yang akrab dipanggil BCA. Penyesuaian suku bunga kredit yang diberikan kepada nasabah selaras dengan pergerakan suku bunga acuan dari BI rate, dan mempertimbangkan perkembangan kondisi ekonomi bisnis di tanah air.
Direktur Keuangan BCA, Vera Eve Lim mengatakan, SBDK BCA per 30 Juni 2021 adalah 7,95% untuk kredit korporasi, 8,2% untuk kredit retail, 7,2% untuk kredit konsumsi-KPR, dan 5,96% untuk kredit konsumsi-non KPR.
Jika mengacu pada data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hal ini menunjukkan masing-masing SBDK di BCA mengalami penurunan bunga sebesar 5 bps dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
“BCA juga berkomitmen turut serta mendukung stabilitas sistem keuangan dengan menetapkan kebijakan, termasuk suku bunga yang sesuai dengan kondisi pasar, arah suku bunga acuan, dan mencermati situasi ekonomi terkini dalam menentukan suku bunga yang kompetitif. Di tengah situasi pandemi covid-19 saat ini, BCA juga senantiasa berkomitmen untuk menyalurkan kredit secara prudent dan tetap mengkaji peluang serta mempertimbangkan prinsip kehati-hatian,” ujar Vera kepada KONTAN.
Selanjutnya: Tak garap segmen korporasi, ini strategi Bank Jago menjalankan bisnis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News