kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.299.000   3.000   0,13%
  • USD/IDR 16.707   -11,00   -0,07%
  • IDX 8.395   57,53   0,69%
  • KOMPAS100 1.168   8,20   0,71%
  • LQ45 854   5,85   0,69%
  • ISSI 291   2,33   0,81%
  • IDX30 444   1,43   0,32%
  • IDXHIDIV20 513   2,30   0,45%
  • IDX80 132   1,04   0,80%
  • IDXV30 138   1,56   1,14%
  • IDXQ30 141   0,50   0,35%

Bantuan Tunai Rp31,5 Triliun Perkuat Belanja Masyarakat Jelang Momen Nataru


Minggu, 09 November 2025 / 14:37 WIB
Bantuan Tunai Rp31,5 Triliun Perkuat Belanja Masyarakat Jelang Momen Nataru
ILUSTRASI. Bantuan Langsung Tunai Sementara (BLTS) Sejahtera senilai Rp 31,5 triliun pada kuartal IV-2025 berpotensi menopang konsumsi rumah tangga dan menjaga daya beli masyarakat menjelang akhir tahun.. SURYA/PURWANTO


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Ekonom Bank Syariah Indonesia (BSI) Banjaran Surya Indrastomo menilai penyaluran Bantuan Langsung Tunai Sementara (BLTS) Sejahtera senilai Rp 31,5 triliun pada kuartal IV-2025 berpotensi menopang konsumsi rumah tangga dan menjaga daya beli masyarakat menjelang akhir tahun.

Menurut Banjaran, dampak positif BLTS akan paling terasa pada kelompok berpendapatan rendah yang cenderung memiliki kecenderungan belanja tinggi atau marginal propensity to consume (MPC) yang tinggi. Hal ini membuat dana bantuan lebih cepat beredar ke perekonomian.

“Mayoritas penerima memiliki MPC tinggi sehingga efek ke perekonomian relatif cepat. Selain itu, waktu penyaluran di kuartal IV yang bertepatan dengan momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) juga akan memperkuat efek musiman di akhir tahun,” kata Banjaran kepada KONTAN, Sabtu (8/11/2025).

Baca Juga: Jelang Akhir Tahun, Perbankan Mulai Persiapkan Rencana Bisnis Tahun Depan

Banjaran memperkirakan penyaluran BLTS secara baseline dapat memberikan first-round effect berupa tambahan konsumsi rumah tangga pada kuartal IV-2025 sebesar Rp 20 triliun hingga Rp 23 triliun.

Secara kumulatif, daya ungkit terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional diperkirakan mencapai sekitar 0,15 poin persentase (ppt) pada tahun 2025 secara keseluruhan.

Namun, ia menilai efek bersih terhadap pertumbuhan ekonomi akan bergantung pada pola penggunaan bantuan oleh masyarakat. Sebagian penerima mungkin menggunakan dana tersebut untuk membayar utang atau menabung, sehingga tidak sepenuhnya menambah konsumsi baru.

Selain itu, sebagian efek dari penyaluran BLTS tersebut dinilai baru terasa atau terealisasi pada awal kuartal I-2026.

Baca Juga: Dana Pensiun Amati Fenomena Window Dressing di Pasar Modal Jelang Akhir Tahun

“Pergerakan inflasi, terutama inflasi pangan, juga akan memengaruhi efek bersih dari BLT yang disalurkan terhadap daya beli,” jelas Banjaran.

Meski demikian, ia menilai program bantuan sosial ini tetap menjadi salah satu instrumen penting dalam menjaga daya beli masyarakat berpenghasilan rendah di tengah tekanan ekonomi dan potensi kenaikan harga pada akhir tahun.

Selanjutnya: Bidik Tax Ratio Hingga 15% di 2029, Begini Strategi Menkeu Purbaya

Menarik Dibaca: Tanaman Herbal untuk Obat Sakit Perut, Redakan Nyeri dengan Pengobatan Rumahan!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×