Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam situasi pandemi Covid-19, mayoritas nasabah lebih nyaman menimbun sebagian besar dananya dalam bentuk tunai agar lebih fleksibel. Hal ini bisa terlihat dari pesatnya pertumbuhan dana tabungan di perbankan.
Merujuk data Bank Indonesia (BI), per Juli 2020 total dana tabungan sudah mencapai Rp 2.001,3 triliun atau meningkat 8,2% secara tahunan atau year on year (yoy). Peningkatan itu lebih tinggi bila dibandingkan dengan penempatan dana di deposito yang hanya tumbuh 5,5% yoy pada periode yang sama.
Bila dirinci berdasarkan golongan nasabahnya, peningkatan tabungan ditopang dari pertumbuhan dana perorangan yang naik 8,3% yoy dan korporasi yang tumbuh 8,2% yoy.
Baca Juga: NIM perbankan melorot saat pandemi corona, ternyata ini pemicunya
Beberapa bankir yang dihubungi Kontan.co.id, membenarkan bahwa di situasi tak menentu seperti sekarang ada beberapa nasabah yang memilih untuk memindahkan dananya dari deposito ke tabungan.
"Memang benar nasabah banyak memindahkan depositonya ke tabungan, dengan tujuan untuk jaga-jaga pengeluaran karena kondisi saat ini," kata Sekretaris Perusahaan PT Bank BNI Syariah Bambang Sutrisno kepada Kontan.co.id, Senin (7/9).
Bila ditelisik per Juli 2020 total dana tabungan di BNI Syariah saat ini sudah mencapai Rp 21,97 triliun meningkat sebanyak 22,05% secara tahunan.
Sementara total deposito ada di kisaran Rp 14,34 triliun relatif stagnan dari posisi tahun lalu, hanya naik 0,43% yoy. Tapi, menurut Bambang pergeseran dana bukan menjadi satu-satunya penyebab tabungan meningkat pesat.
Pasalnya, dalam beberapa periode terakhir industri perbankan termasuk perseroan memang berlomba untuk mengembangkan layanan nasabah. Wajar, semakin tinggi jumlah tabungan, rasio dana murah (CASA) bank bakal naik dan berpotensi mengurangi beban bunga alias margin.
"Di sisi lain, aplikasi Hasanah Online (pembukaan tabungan secara online) diminati nasabah," sebutnya.
Belum lagi sederet kerjasama yang dilakukan perseroan untuk mendorong tabungan, seperti proyek pembukaan rekening dengan BPJS dan Qanun Aceh.
Alhasil, karena pembukaan rekening tabungan jauh lebih banyak, maka pertumbuhan deposito terlihat melambat.