kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Banyak take over, kredit Bank Ina lesu di akhir 2017


Minggu, 04 Februari 2018 / 19:21 WIB
Banyak take over, kredit Bank Ina lesu di akhir 2017
ILUSTRASI. Bank Ina Perdana


Reporter: Yoliawan H | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perlambatan kredit pada November 2017 yang terjadi di bank-bank menengah dan besar, turut menggerus kredit bank kelas menengah kecil.

Sebagai gambaran, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan kredit bulan November 2017 untuk bank umum kelompok usaha (BUKU) II turun hingga 8,72% secara tahunan alias year on year (yoy). Bahkan, untuk kelompok BUKU I, penyaluran kredit turun lebih drastis yakni 36,10% yoy.

Efeknya terasa pada bank seperti PT Bank Ina Perdana Tbk (Bank Ina). Tercatat kredit Bank Ina per November 2017 turun sebesar 3,81% yoy. Edy Kuntardjo, Direktur Utama Bank Ina menyebut, penurunan kredit disebabkan banyaknya kredit yang mendadak dilunasi dalam jumlah besar atau take over oleh bank lain.

“Kredit yang baru, baru dapat direalisasikan pada Desember 2017 sehingga ada kenaikan pada bulan tersebut,” ujar Edy kepada Kontan.co.id, Minggu (4/2).

Catatan saja, berdasarkan laporan keuangan Bank Ina per Desember 2017, pertumbuhan kredit memang sudah membaik yakni tumbuh 6,63% yoy, namun angka tersebut dinilai masih lesu.

Menurut Edy, pada prinsipnya karena permintaan kredit yang masih terbatas, maka bank-bank skala menengah dan besar menyalurkan kredit dengan cara salah satunya yakni melakukan take over atau mengambil alih kredit bank kecil dengan plafon yang lebih besar dan bunga lebih rendah. Sehingga bank BUKU I dan BUKU II akan sulit bersaing.

Kendati demikian, pihaknya optimistis, pertumbuhan kredit di 2018 ini akan jauh lebih baik dari tahun lalu. “Seiring momentum pertumbuhan ekonomi yang membaik di tahun ini yang diproyeksikan tumbuh 5,4%, maka proyeksi pertumbuhan kredit kami sekitar 17% yoy,” imbuh Edy.

Sekadar informasi, hingga Desember 2017, Bank Ina telah menyalurkan kredit hingga Rp 1,47 triliun atau tumbuh 6,63% yoy dari tahun sebelumnya sebesar Rp 1,38 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×