kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Batavia dan Tifa mencari dana dari surat utang


Senin, 29 April 2013 / 10:15 WIB
Batavia dan Tifa mencari dana dari surat utang
ILUSTRASI. Kemampuan membayar utang Indonesia naik


Reporter: Mona Tobing |

JAKARTA. Meski dihantam berbagai masalah yang memukul bisnis, seperti penurunan harga komoditas dan kebijakan loan to value (LTV), perusahaan pembiayaan masih tetap optimistis mengarungi tahun ini. Buktinya, Batavia Prosperindo Finance dan Tifa Finance berniat menerbitkan surat utang guna mendapatkan pendanaan dalam ekspansi usaha.

Batavia berencana menerbitkan obligasi pada semester I-2013 sebesar Rp 300 miliar. Dana dari penjualan surat utang ini akan digunakan untuk refinancing pinjaman dan modal kerja perusahaan. Tahun ini, Batavia Finance akan menambah beberapa kantor cabang demi mengejar target pembiayaan sampai akhir tahun sekitar Rp 1,1 triliun.

Indah Mulyawan, Direktur Batavia Finance, mengatakan pihaknya akan memaksimalkan pembukaan kantor cabang untuk mendongkrak profit. "Tahun ini kami menambah empat kantor," ujarnya, Jumat (26/4).

Batavia Finance menargetkan, mengembangkan delapan kantor cabang. empat kantor di antaranya di kota Berau, Sintang dan Tegal. Saat ini, Batavia Finance memiliki 39 kantor di seluruh Indonesia. Dalam ekspansi ini, Batavia Finance menganggarkan biaya modal sekitar Rp 6 miliar dan di ditargetkan beroperasi mulai Mei.

Tahun 2012, Batavia Finance meraih laba bersih sebesar Rp 30 miliar atau tumbuh 29% dibandingkan tahun lalu sekitar Rp 23,2 miliar. Kenaikan ini ditopang pendapatan yang tumbuh 23% menjadi Rp 158,6 miliar dan penyaluran kredit sebesar Rp 922 miliar.

Direktur Utama Tifa Finance, Suwinto Johan, mengatakan pihaknya juga tengah mempertimbangkan penerbitan surat utang. Sayang, ia belum memutuskan berapa nilai surat utang tersebut. "Semester IIĀ  kami berencana menerbitkan obligasi atau MTN," ujarnya. Saat ini seluruh sumber dana Tifa berasal dari perbankan.

Sepanjang 2012 pembiayaan sewa guna usaha yang menjadi bisnis inti Tifa Finance meningkat 8,26% menjadi Rp 1 triliun, dibandingkan sebelumnya Rp 982 miliar. Tahun ini Tifa menargetkan pembiyaan tumbuh 10%. Naik tipis karena kondisi harga komoditas tahun lalu sempat mengalami penurunan. Sedangkan laba tumbuh 14% menjadi
Rp 43,3 miliar.

Informasi saja, obligasi merupakan alternatif sumber dana multifinance selain pinjaman perbankan. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) hingga Februari lalu, total obligasi yang sudah diterbitkan multifinance mencapai
Rp 44,85 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×