Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk masih berhasil mencatatkan pertumbuhan bisnis remitansi atau jasa pengiriman uang dari dan keluar negeri meskipun tengah dihadapkan dengan kondisi ekonomi global, khususnya dari perang dagang.
Sepanjang Januari-Agustus 2019, BCA mencatatkan transaksi remitansi lebih dari US$ 50 miliar. Itu mengalami pertumbuhan sebesar 6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: LPS pangkas bunga penjaminan sebesar 25 bps
“Adapun fee based income yang dihasilkan dari bisnis remitansi hingga Agustus 2019 bertumbuh 7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.” Kata Raymon Yonarto, Sekretaris Perusahaan BCA pada Kontan.co.id. Selasa (24/9).
Untuk mendukung bisnis remitansi, Raymon bilang, BCA menyediakan fasilitas e-channel dalam transaksi remitansi dan menggali peluang bisnis dari nasabah yang memerlukan transaksi remitansi.
Sementara itu PT Bank Mandiri Tbk juga meyakini bisnis remitansi masih menjanjikan tahun ini dan diharapkan menjadi salah satu penopang pendapatan komisi atau fee based income perseroan tahun ini.
Sepanjang Januari- Agustus 2019, Bank Mandiri telah mencatatkan frekuensi remitansi retail (outgoing & incoming) sekitar 600.000 transaksi dengan volume mencapai US$ 13 juta.
Senior Vice President Retail Deposit Product & Solution Bank Mandiri Muhamad Gumilang mengatakan, pihaknya menargetkan bisa membukukan fee based income sebesar Rp 124 miliar dari bisnis remitansi tahun ini.
Baca Juga: Tanamduit kawinkan produk investasi dengan asuransi
“Adapun semester I, fee based income remitansi sudah Rp 91 miliar atau tumbuh sekitar 7% YoY dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” kata pria yang akrab disapa Gugie itu pada Kontan.co.id, Senin (24/9).
Untuk mendorong transaksi outgoing retail remittance, Gugie bilang, Bank Mandiri saat ini tengah mengimplementasikan tactical program gratis biaya transaksi TT SWIFT di Cabang perseroan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News