kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BCA Syariah raup laba bersih Rp 28 miliar pada semester I-2020


Senin, 27 Juli 2020 / 13:30 WIB
BCA Syariah raup laba bersih Rp 28 miliar pada semester I-2020
ILUSTRASI. Petugas Teller melayani calon jemaah haji di BCA Syariah Jakarta


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah situasi pandemi, PT Bank BCA Syariah masih mencatatkan kinerja mumpuni. Hingga semester I-2020, BCA Syariah berhasil mencatat laba bersih Rp 28,00 miliar, tumbuh 8,71% secara tahunan (yoy).

Sementara pertumbuhan aset perseroan pada periode yang sama tercatat sebesar 21,05% (yoy) menjadi Rp 8,51 triliun. 

Direktur Utama BCA Syariah John Kosasih mengatakan, pertumbuhan aset tersebut utamanya ditopang oleh pertumbuhan tahun lalu, sebab pertumbuhan tahun ini cenderung landai akibat pandemi.

Baca Juga: Kinerja BCA Syariah dan BRI Syariah tumbuh solid di semester I

“Pertumbuhan aset sebenarnya flat, sementara pembiayaan tumbuh tipis, sedangkan dana pihak ketiga (DPK) justru sedikit menurun. Dari sisi profitabilitas juga disesuaikan sedikit,” katanya dalam jumpa pers virtual, Senin (27/7).

Pembiayaan perseroan tercatat tumbuh 16,18% (yoy) menjadi Rp 5,1 triliun. Segmen komersial menjadi penopang pertumbuhan dengan nilai Rp 4,46 triliun atau setara 76,4% dari portofolio, sedangkan sisanya berasal dari segmen UMKM senilai Rp 1,21 triliun, serta Rp 131,42 miliar ke segmen konsumer.

Segmen komersial disebut John juga akan tetap menjadi penopang buat ekspansi perseroan di semester II-2020. Segmen ini disebut John sejatinya juga masih memiliki ruang buat perbankan berekspansi di tengah pandemi.

“UMKM, dan konsumer menurut saya jadi sektor yang paling berdampak. Sehingga segmen komersial menjadi salah satu segmen yang masih memiliki peluang. Kami pun akan tetap ekspansi di segmen komersial, di sektor infrastruktur, kelistrikan, jalan,” sambung John.

Yang menarik, John bilang sumber ekspansi tidak akan berasal dari dana pihak ketiga (DPK) perseroan, sebab terjadi sedikit penurunan DPK selama 2020. Meskipun secara tahunan masih tercatat pertumbuhan 7,46% (yoy) menjadi Rp 6,05 triliun.

John bilang sumber dana buat ekspansi akan berasal dari setoran modal induk persroan yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp 1 triliun tahun lalu. Suntikan modal BCA ini pula yang bikin capital adequacy ratio (CAR) perseroan sangat tebal sebesar 38,45% per Juni 2020.

“Kami tidak akan terlalu mengandalkan DPK untuk ekspansi, karena masih ada modal dari induk tahun lalu. Di sisi lain, kami juga ingin komposisi deposito, karena rasio CASA kami cukup kecil sebesar 25%,” sambungnya.

Baca Juga: Walau ada Covid-19, sejumlah bank syariah raih pertumbuhan pembiayaan cukup tinggi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×