kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Beban tak wajar, laba Bank Ekonomi anjlok 20,9%


Rabu, 13 Maret 2013 / 09:52 WIB
Beban tak wajar, laba Bank Ekonomi anjlok 20,9%


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa |

JAKARTA. PT Bank Ekonomi Raharja Tbk (BAEK) harus menelan pil pahit karena keuntungan di sepanjang 2012 menurun. Laba bank dengan kode saham BAEK itu anjlok 20,9% menjadi Rp 191,6 miliar, turun dari Rp 242,5 miliar di 2011.

Penyebabnya, Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) melonjak dari posisi 81% di 2011 ke 90,02% di 2012. Padahal sebelumnya, Bank Indonesia (BI) pernah menyatakan bahwa BOPO terbaik berada di posisi 70% hingga 80%.

Direktur Jaringan dan Distribusi Bank Ekonomi, Gimin Sumalim menjelaskan, tahun lalu, Bank Ekonomi melakukan perubahan sistem operasional. “Kami mengubah core banking. Supaya lebih optimal,” ucapnya ketika dihubungi KONTAN, Rabu, (13/3).

Menurutnya, perubahan sistem tersebut diperlukan karena adanya tuntunan nasabah di perkotaan. Ini supaya nasabah Bank Ekonomi dapat melakukan transaksi secara online atau e-banking.

Perlu diketahui, tahun lalu Dana Pihak Ketiga (DPK) dan kredit Bank Ekonomi tercatat mengalami pertumbuhan. DPK naik tipis sekali 4% dari Rp 20 triliun jadi Rp 20,8 triliun, dengan rincian tak ada yang mengalami pertumbuhan lebih dari 10%. Giro hanya naik 2,5% dari Rp 4 triliun jadi Rp 4,1 triliun. Lalu tabungan meningkat 6,8% dari Rp 7,3 triliun ke posisi Rp 7,8 triliun. Kemudian, deposito naik 4,7% saja dari Rp 8,5 triliun menjadi Rp 8,9 trliun.

Meski sumber likuiditas tak melimpah, kredit yang disalurkan tumbuh 22,1% dari Rp 14 triliun jadi Rp 17,1 triliun. Rasio kredit macet (NPL) pun tercatat sangat baik, yakni 0,13%. Ini bahkan menurun dari posisinya yang sudah rendah di tahun 2011 yaitu 0,47%.

Tahun ini, bank yang 88,89% sahamnya dimiliki oleh Hongkong Shanghai Bank Corporation (HSBC) Plc tersebut menargetkan DPK dan kredit tumbuh sesuai praktik pasar. Yakni DPK 12%-13% dan kredit sekitar 23%-24%.

Kemudian, karena perubahan sistem yang sudah rampung di 2012, tahun ini BOPO diharapkan mampu menurun. "Laba mengikuti itu semua," sebut Gimin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×