Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Tetapi, bukan cuma dari sisi ekspansi saja yang menjadi perhatian. Hur juga menyampaikan ada beberapa faktor penting yang perlu dibenahi di Bukopin seperti proses pemberian kredit dan juga manajemen risiko. Sekaligus, pengembangan dari sisi teknologi informasi (TI) menurutnya menjadi satu keharusan apabila Bukopin ingin menyasar segmen ritel secara lebih masif.
Sebelumnya, dalam Video Conference (3/8) lalu, Direktur Utama Bank Bukopin Rivan A. Purwantono memang menyatakan bahwa setelah PUT V berakhir, maka CAR Bukopin sudah beranjak ke level aman di 14%. Nah, bila rencana KB Kookmin untuk melakukan private placement rampung maka posisi itu berpotensi naik menjadi 16%-17%. "Kisaran CAR di angka 16%-17% tersebut ekuivalen dengan kepemilikan Kookmin di kisaran 67%," katanya belum lama ini.
Baca Juga: Semester I-2020, laba bersih Bank Sampoerna tumbuh 22,6%
Secara jangka pendek, di tahun 2020 ini memang ada beberapa target optimis yang dipatok oleh perseroan pasca mendapat PSP baru. Antara lain kredit paling rendah diharapkan tumbuh 3% dan maksimal sampai 5% di tengah situasi pandemi Covid-19. Sementara untuk dana pihak ketiga (DPK) diramal bisa terkerek naik hingga ke level 15% di penghujung tahun 2020.
Lalu, dengan masuknya pemegang saham baru ekuitas Bank Bukopin diharapkan juga akan ikut terkerek naik hingga sebanyak 33% secara year on year (yoy). "Harapan kita laba juga akan tumbuh mencapai 18%," kata Rivan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News