Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski ada pandemi Covid-19, PT Bank Sahabat Sampoerna masih dapat menjaga kinerjanya. Buktinya, sepanjang semester I-2020 Bank Sampoerna masih mampu mencatat pertumbuhan laba bersih 22,6% (yoy) menjadi Rp 30,2 miliar.
Pertumbuhan laba Bank Sampoerna utamanya ditopang oleh kinerja intermediasi. Bank Sampoerna berhasil mencatat kredit senilai Rp 8,7 triliun dengan pertumbuhan 9,5% (yoy) yang ditopang segmen UMKM. Segmen ini menyumbang 60% dari total portofolio kredit perseroan. Laba perseroan juga turut disumbang oleh menurunnya beban 7,4% menjadi Rp259,4 miliar pada akhir semester I-2020.
Direktur Utama Bank Sampoerna Ali Rukmijah mengatakan, nasabah UMKM perseroan nyatanya cukup bisa memitigasi risiko dengan mengalihkan sektor produksinya.
Baca Juga: Terjepit Bank Besar dan Fintech, Begini Strategi Bank BUKU I dan II
“Saat pembatasan sosial, Bank Sampoerna melihat terdapat cukup banyak kebutuhan pembiayaan. Para pengusaha UMKM terus menunjukkan kreativitasnya menciptakan peluang baru di tengah perubahan situasi ini. Karenanya, kami merasa perlu untuk terus menjalankan peran serta tanggung jawab kami membantu UKM melalui restrukturisasi pinjaman, tambahan pinjaman serta pembiayaan pinjaman baru yang selektif”, katanya dalam keterangan. Resmi, Selasa (18/8).
Direktur Keuangan Bank Sampoerna Henky Suryaputra menambahkan, pertumbuhan kredit terutama di segmen UMKM tak cuma dilakukan secara konvensional. Sejak tahun lalu, perseroan juga mulai bekerjasama dengan pelaku Tekfin dalam skema chanelling.
“Sepanjang semester I-2020, kami telah memfasilitasi berbagai transaksi, termasuk untuk perusahaan Tekfin, dengan total volume mendekati Rp 100 triliun, meningkat 8% dibandingkan yang terjadi pada periode yang sama tahun lalu,” ujar Henky.
Tak cuma menikmati pertumbuhan kredit, kualitasnya juga dapat ditingkatkan. NPL gross diperbaiki dari 4,5% pada semester I-2019 menjadi 3,9% pada akhir Juni. Sedangkan NPL net membaik dari 3,4% menjadi 2,1%. Pertumbuhan kredit ini berdampak pula pada peningkatan aset Bank Sampoerna menjadi Rp11,4 triliun dengan pertumbuhan 9,2% (yoy)
Sejalan dengan peningkatan penyaluran kredit, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) hingga akhir semester pertama 2020 juga meningkat hingga mencapai Rp 9,4 triliun, atau tumbuh 7,4% (yoy).
Ali bilang pertumbuhan ini ditopang terutama oleh produk giro dan tabungan yang berturut-turut meningkat sebesar 62,2% (yoy)dan 21,4% (yoy). Sedangkan dana mahal alias deposito cuma tumbuh 1,4% (yoy) sepanjang periode yang sama. Ini turut meningkatkan rasio dana murah perseroan menjadi 21,7%.
Sementara sejumlah rasio keuangan perseroan juga masih dapat dijaga, loan to deposit ratio berada pada level 92,4%, kemudian net interest margin 6,1%, return of asset 0,8%, dan capital adequacy ratio 17,8%.
Baca Juga: Bank BUKU I dan II Siap Menambah Modal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News