Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
Sementara secara total, sampai Juli 2020 BRI telah menempatkan dana Rp 242,18 triliun triliun pada instrumen surat berharga. Nilai tersebut tumbuh 54,1% (ytd) dibandingkan akhir tahun lalu senilai Rp 157,07 triliun.
Strategi serupa juga diterapkan oleh PT Bank BNI Syariah. Apalagi rasio likuiditas perseroan kini telah berada di bawah 80%. Sampai Juli 2020, financing to deposit ratio (FDR) perseroan berada pada level 71,93%.
Baca Juga: Menurut pengamat, ini alasan bunga kredit bank harus turun di tengah pandemi
“Di tengah perlambatan ekonomi akibat pandemi, kami mendorong penempatan pada secondary reserve, seperti SIMA, dan SKBI,” kata Direktur Keuangan BNI Syariah Wahyu Avianto kepada Kontan.co.id.
Penempatan pada SBSN juga dilakukan oleh perseroan dalam rangka menyeimbangkan pendapatan perseroan dalam jangka pendek.
Ini tercermin dari meningkatnya penempatan dana perseroan di surat berharga yang tumbuh 40,3% (ytd), sementara penempatan di Bank Indonesia justru menurun 48,2% (ytd).
Selanjutnya: Percepat pembangunan LRT Jabobek, KAI teken perjanjian kredit tambahan Rp 4,2 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News