Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Astra Welab Digital Arta atau Maucash menyatakan rasio kredit macet perusahaan tidak ada yang mencolok tinggi atau rendah. Maucash menyebut, daerah-daerah yang menjadi tulang punggung penyaluran pinjaman perusahaan relatif stabil.
“Maucash kami bilang cukup rata dan ideal karena memang saat ini kita menggunakan credit scoring yang sangat baik sampai hari ini dan tidak terjadi lonjakan signifikan di TWP 90 kita baik itu di satu wilayah maupun wilayah lain,” kata Direktur Marketing Maucash Indra Suryawan.
Indra mengungkapkan, peminjam (borrower) Maucash memiliki rerata usia di bawah 25 tahun. Menurutnya, usia tersebut belum memiliki pemahaman yang baik untuk menjaga reputasi keuangan.
Indra menyebutkan, pihaknya menyiapkan dua upaya mengatasi kredit macet. Pertama, Maucash bakal meningkatkan performance dari skoring kredit agar lebih baik dengan memilih debitur lebih baik lagi.
Baca Juga: Tekan Kredit Macet, Ini yang Dilakukan Pemain Fintech P2P Lending
Kedua, Maucash akan melakukan edukasi terkait pentingnya menciptakan, menjaga dan membuat reputasi keuangan sedari dini kepada debitur. Sebab, reputasi ini akan membawanya dalam meraih cita-cita ke depan.
“Saat ini TWP kami sudah sangat baik dan kami sudah target dengan standar yang ada dengan perkembangan yang makin baik dari bulan ke bulannya sehingga kami akan jaga hal ini,” tandasnya.
Asal tahu saja, Maucash tercatat memiliki Tingkat Keberhasilan Bayar 90 hari (TKB90) di level 95,60% artinya Maucash yang juga anak usaha PT Astra International Tbk ini punya rasio TWP90 di level 4,4%, hampir mendekati ambang batas ketentuan regulator sebesar 5%.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi provinsi dengan rasio TWP90 tertinggi sebesar 5,80% per November 2023. Sementara itu, tingkat kredit macet rerata industri berada di level 2,81%.
OJK mencatat terdapat 137.555 penerima pinjaman aktif di provinsi NTB dengan outstanding pinjaman mencapai Rp 501,67 miliar hingga November 2023 lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News