kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini strategi yang dilakukan fintech lending untuk menekan NPL


Rabu, 22 Juli 2020 / 20:23 WIB
Begini strategi yang dilakukan fintech lending untuk menekan NPL
ILUSTRASI. Tekfin pinjaman investree sebagai salah satu solusi teknologi finansial di bidang pinjaman. KONTAN/BAihaki/12/4/2018


Reporter: Annisa Fadila | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran pinjaman di industri fintech P2P lending mengalami peningkatan. Terbaru, per Mei 2020 pinjaman yang telah disalurkan mencapai Rp 15,56 triliun. Angka ini naik 168,70% yoy.

Kendati begitu, Tingkat Keberhasilan 90 Hari (TKB90) masih terbilang stabil. Pasalnya, OJK mencatat TKB-90 fintech mencapai 94,90%. Namun, seiring meningkatnya jumlah penyaluran pinjaman, tak menutup kemungkinan TKB fintech ikut berimbas.

Baca Juga: Fintech dorong pengembangan open banking di sistem pembayaran

Mengantisipasi hal ini, PT Mitrausaha Grup alias Modalku mengambil langkah untuk menerapkan responsible lending sebagai bentuk mitigasi resiko perusahaan.

Co-Founder & CEO Modalku Reynold Wijaya menyebutkan, prinsip ini merupakan salah satu asas Modalku dalam melakukan penilaian terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), sekaligus melihat kemampuan finansial borrower dalam melunasi pinjaman.

“Tak sampai di situ, antisipasi lain untuk mencegah default juga kami lakukan, yakni melalui assessment, monitoring dan collection. Assessment dilakukan secara menyeluruh saat pengajuan pinjaman, ini bertujuan untuk memastikan borrower memiliki kemampuan untuk melunasi pinjamannya. Setelah mendapatkan pinjaman, kami akan melakukan monitoring secara rutin, dengan berkomunikasi secara regular dengan borrower. Selanjutnya, ketika borrower terlambat dalam membayar, Modalku akan mencari solusi pemenuhan kewajiban melalui akativitas collection,” ujar Reynold kepada Kontan (22/7).

Lanjut ia, untuk menjaga TKB-90 smapai akhir tahun nanti, pihaknya terus melakukan pemantauan sekaligus mitiigasi risiko. Disamping itu, secara rutin pihaknya turut melakukan diskusi dengan borrower guna mendukung kelangsungan perkembangan bisnis borrower.

Baca Juga: Ikuti tren investasi emas, Koinworks hadirkan fitur KoinGold

“Sampai saat ini TKB-90 Modalku di Indonesia 98,48%, atau masih di bawah 1%. Ke depan tentu kami berharap bisa menjaga NPL agar dapat stabil sampai akhir tahun. Oleh karenanya, Modalku akan terus memantau angka NPL dan tak henti melakukan mitigasi risiko, guna menekan pertumbuhan NPL,” tambahnya.

Reynold bilang, langkah lanjutan untuk memantau sekaligus mengelola risiko pada portofolio perusahaan, ke depan pihaknya akan melakukan seleksi yang lebih comprehensif terhadap borrower, serta menyesuaikan limit dan tenor pinjaman yang dilakukan berdasarkan kasus per kasus.

Berbeda dengan Modalku, untuk menekan NPL PT Digital Alpha Indonesia (UangTeman) memilih untuk memperketat approval rate. Head of Corporate Affairs UangTeman Roberto Sumbarata menjelaskan, saat ini pihaknya hanya menyalurkan dana kepada 10% borrower dari total aplikasi yang masuk.

Roberto mengatakan, hal ini bertujuan agar NPL perusahaan tidak meningkat. Oleh karenanya, pihaknya memilih hati-hati dalam menyalurkan pinjaman. “Disamping itu, mesin artificial intelligence dan rekanan kami seperti Pefindo akan lebih berhati-hati dalam melakukan proses credit analysis, sehingga kinerja UangTeman akan terjaga sekalipun di masa pandemi saat ini,” kata dia.

Baca Juga: Mbiz dan Investree luncurkan pinjaman B2B terintegrasi

Asal tahu saja, saat ini adapun TKB-90 UangTeman mencapai 95,09%, atau NPL perusahaan sebesar 4,91%. Roberto menyebutkan, dengan berjalannya perekonomian Indonesia, pihaknya optimis NPL perusahaan akan kembali stabil.

Sebelumnya, PT Investree Radhika Jaya (Investree) terlebih dulu melakukan mitigasi risiko secara strategis dan berkelanjutan. Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunandi menegaskan, hal ini bertujuan untuk melindungi lender maupun asetnya.

Tak hanya itu, perusahaan turut melakukan stress test guna melihat kondisi ketahanan portofolio dari sektor industri peminjam pemulihan payor yang bereputasi, serta pembagian portofolio pada masing-masing produk.

Dalam menjaga NPL, perusahaan juga fokus menerima pengajuan pinjaman berisiko rendah dari industri tertentu, atau borrower yang sudah teruji rekam jejaknya.

Baca Juga: Start Up Tumbasin.id ekspansi ke delapan kota besar di Indonesia di tengah pandemi

"Kami yakin tidak ada perubahan besar yang berkaitan dengan TKB90. Hal itu dikarenakan setiap bulan berdasarkan tren, borrower yang menemui jatuh tempo satu per satu akan mengembalikan pinjamannya, sehingga NPL atau TKB90 akan mendekati 100%," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×