Reporter: Astri Kharina Bangun | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) belum berencana membuka lagi penyaluran kredit baru untuk kredit dalam mata uang asing (valuta asing/valas).
Sekedar mengingatkan, BNI telah menyetop pemberian kredit valas kepada debitur baru sejak kuartal ketiga 2011.
"Tahun ini kami akan lihat dulu. Kami mau perbaiki struktur pendanaan, caranya bisa dengan menerbitkan obligasi dalam dollar AS," kata Direktur Utama BNI Gatot M. Suwondo, Selasa (28/2). Nilai obligasi tersebut berkisar US$ 300 juta - US$ 500 juta. Ada kemungkinan obligasi tersebut bakal terbit tahun ini. Namun, BNI belum menentukan waktunya.
Menyoal kredit valas, meskipun BNI menyetop penyaluran kredit valas baru di kuartal ketiga 2011, namun ternyata pertumbuhan kredit valas tidak lantas menurun. Tahun lalu, rasio pembiayaan melalui rupiah dengan valas berbanding 84% dan 16%. Komposisi ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya (2010) yakni 86% untuk kredit rupiah, dan 14% untuk kredit valas.
"Kelihatannya setelah kami menghentikannya, banyak debitur yang belum menggunakan fasilitas kredit valasnya lalu melakukan penarikan," ujar Gatot.
Dengan peningkatan tersebut, loan to deposit ratio (LDR) kredit valas pun meningkat dari 63% menjadi 88%. Sebaliknya, LDR untuk kredit dalam rupiah turun dari 72% menjadi 68%.
"Saat ini, kami masih memiliki pendanaan untuk membiayai valas. Namun, sifatnya dalam jangka pendek saja. Cukup untuk jaga likuiditas," imbuh Gatot.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News