kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.483.000   -4.000   -0,16%
  • USD/IDR 16.757   21,00   0,13%
  • IDX 8.610   -8,64   -0,10%
  • KOMPAS100 1.188   4,72   0,40%
  • LQ45 854   1,82   0,21%
  • ISSI 307   0,26   0,08%
  • IDX30 439   -0,89   -0,20%
  • IDXHIDIV20 511   -0,15   -0,03%
  • IDX80 133   0,33   0,25%
  • IDXV30 138   0,47   0,34%
  • IDXQ30 140   -0,47   -0,33%

Berhasil Membalikkan Rugi Jadi Laba, Nasre Perkuat Ekosistem Industri Reasuransi


Senin, 03 November 2025 / 20:44 WIB
Diperbarui Selasa, 04 November 2025 / 12:56 WIB
Berhasil Membalikkan Rugi Jadi Laba, Nasre Perkuat Ekosistem Industri Reasuransi
ILUSTRASI. Perusahaan reasuransi lokal, Nasional Re (Nasre)


Reporter: Ahmad Febrian, Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  PT Reasuransi Nasional Indonesia alias Nasional Re (Nasre) berhasil membalikkan kinerja per September 2025. Cucu  Indonesia Financial Group (IFG) itu mencetak laba bersih Rp 528,14 miliar. Berbalik dari rugi Rp 583,91 miliar di September 2024. 

Ke depan Nasre terus berupaya memperkuat ekosistem reasuransi yang sehat, transparan, dan berkelanjutan. Caranya melalui pengembangan produk, digitalisasi, manajemen risiko, serta sinergi dengan para mitra industri.

"Kami  terus bertransformasi dan memberikan nilai tambah bagi industri asuransi nasional," ujar Sekretaris Perusahaan PT Reasuransi Nasional Indonesia, Donny Trihardono, dalam keterangan resmi, Senin (3/11).

Baca Juga: Sejumlah Perusahaan Reasuransi Catat Kinerja Beragam per Kuartal III-2025

Perusahaan reasuransi ini juga berupaya  mendukung pertumbuhan industri asuransi nasional. Atas kinerja dan strategi, Nasre mendapat 2nd Best Reinsurance Company 2025. 

Penghargaan itu diberikan oleh Asosiasi Perusahaan Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (Apparindo). Penghargaan itu untuk perusahaan yang memiliki kinerja baik, tata kelola yang kuat, serta kontribusi berkelanjutan terhadap perkembangan industri perasuransian di Indonesia.

Pengamat asuransi Irvan Rahardjo mengingatkanm tantangan bagi industri reasuransi masih cukup besar. Antara lain, inflasi yang tinggi berpotensi meningkatkan biaya klaim. Sementara kondisi pasar global yang ketat membatasi ruang negosiasi bagi perusahaan reasuransi dalam negeri. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×