kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Berkah pandemi, transaksi dompet digital meningkat


Rabu, 23 Juni 2021 / 19:38 WIB
Berkah pandemi, transaksi dompet digital meningkat
ILUSTRASI. Pejalan kaki melintas dekat iklan dompet digital (Ovo, Go Pay, LinkAja) di Jakarta. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki tengah tahun, layanan dompet digital mencatatkan pertumbuhan signifikan seiring peningkatan transaksi non-tunai selama pandemi Covid-19. 

DANA, misalnya mengalami lonjakan jumlah pengguna dari 50 juta pada akhir 2020 menjadi 70 juta pada Juni 2021. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan rata-rata transaksi per hari yang menjadi 5 juta transaksi per hari dari sebelumnya 3 juta transaksi per hari. 

"DANA mencatat, rata-rata transaksi per hari tertinggi terjadi pada bulan Mei 2021. Dibandingkan Mei 2020, pertumbuhan rata-rata transaksi per hari pada Mei 2021 meningkat sebesar 164%," kata CEO dan Co-Founder DANA Vince Iswara, Rabu (23/6).

Baca Juga: Melalui program solusi inovatif Tinc, Telkomsel luluskan 5 startup

Menurut Vince, peningkatan tersebut menegaskan komitmen perusahaan serta meningkatkan pengalaman bertransaksi bagi pengguna lewat pengembangan teknologi secara progresif.

Ditambah lagi, pengguna dengan mudah dapat melakukan transfer ke berbagai platform dengan DANA, seperti nomor telepon seluler, akun bank, media sosial seperti WhatsApp, atau melalui agen dan gerai-gerai mitra untuk dapat diambil penerimanya dalam bentuk tunai. 

Bahkan, transaksi peer-to-peer (p2p) meningkat dua kali lipat pada ramadan 2021. Pada periode yang sama, aktivitas transfer uang juga meningkat selama masa pandemi akibat imbauan untuk tidak mudik dan tetap di rumah saja sehingga mendorong transaksi non-tunai. 

“Tak hanya uang nontunai yang ditransfer oleh pengguna yang tinggal di kota-kota besar ke keluarganya yang berada di kampung atau bahkan di daerah pelosok," lanjutnya. 

Namun yang menjadi catatan menarik adalah aktivitas tersebut telah mengakselerasi transfer budaya non-tunai dan pemanfaatan teknologi finansial ke wilayah dan lapisan masyarakat yang lebih luas. 

Baca Juga: Makin banyak fintech lending kembalikan tanda terdaftar, ada apa?

Sementara itu, OVO menyatakan jumlah transaksi dan pengguna mereka juga meningkat sepanjang 2021. Sayangnya, perusahaan layanan keuangan ini enggan mengungkapkan berapa peningkatan yang mereka peroleh.

"Pengguna OVO terus meningkat di tahun 2021, terutama pada layanan finansial seperti OVO | Invest dan OVO | Proteksi," terang Head of Corporate Communications OVO, Harumi Supit.

Produk ini menawarkan serangkaian produk investasi dan asuransi. Sebagai contoh, dalam tiga bulan pertama sejak produk OVO | Invest yang bertajuk MOBLi diluncurkan, ada sekitar 450.000 pengguna OVO yang sudah registrasi di produk ini. 

Ke depannya, OVO akan terus mengembangkan produk dan layanan finansial yang menjawab kebutuhan masyarakat, sebagai wujud nyata komitmen perusahaan untuk mendorong inklusi keuangan dengan memudahkan akses terhadap layanan finansial.

Tak mau kalah, LinkAja telah memiliki lebih dari 66 juta pengguna terdaftar dan telah dapat digunakan di lebih dari 1 juta merchant lokal dan lebih dari 350.000 merchant nasional di seluruh Indonesia hingga Februari 2021.  

Linkaja juga menggaet lebih dari 680 pasar tradisional, dan 6.000 online marketplace. Bahkan kini LinkAja dapat digunakan lebih dari 1 juta titik transaksi untuk pengisian dan penarikan saldo melalui ATM, transfer perbankan, jaringan ritel dan lainnya. 

Di sisi lain, layanan Syariah LinkAja telah digunakan oleh 2,5 juta pengguna sejak diluncurkan hingga Maret 2021. Pengguna juga meningkat lebih dari 700% dan volume meningkat lebih dari 600%. 

"Syariah LinkAja sebagai uang elektronik syariah pertama dan satu-satunya di Indonesia untuk memfasilitasi berbagai jenis pembayaran sesuai kaidah syariat Islam yang dapat digunakan di seluruh ekosistem LinkAja dan memiliki ekosistem khusus Syariah," tutup Direktur Utama LinkAja Haryati Lawidjaja. 

Selanjutnya: Catat, pinjol yang tawarkan pinjaman lewat SMS atau WA itu pasti ilegal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×