kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.496.000   5.000   0,34%
  • USD/IDR 15.500   15,00   0,10%
  • IDX 7.735   86,10   1,13%
  • KOMPAS100 1.202   10,90   0,91%
  • LQ45 959   9,37   0,99%
  • ISSI 233   1,70   0,73%
  • IDX30 492   5,97   1,23%
  • IDXHIDIV20 591   7,28   1,25%
  • IDX80 137   1,31   0,97%
  • IDXV30 143   0,56   0,39%
  • IDXQ30 164   1,93   1,19%

BI : 5 tahun, pangsa pasar syariah bisa 10%


Rabu, 21 Maret 2012 / 12:14 WIB
BI : 5 tahun, pangsa pasar syariah bisa 10%
ILUSTRASI. Kantor Pusat PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) Jakarta./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/27/03/2019


Reporter: Astri Kharina Bangun |

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) optimis pangsa pasar perbankan syariah terhadap industri perbankan dari segi aset bisa meningkat menjadi 10% dalam lima tahun mendatang. Saat ini, perbankan syariah baru memegang 4% dari pangsa pasar.

Hal tersebut bisa tercapai lantaran BI melihat tren pertumbuhan perbankan syariah dalam lima tahun terakhir. Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah mengungkapkan aset perbankan syariah rata-rata tumbuh 40,5% selama lima tahun ke terakhir. Pertumbuhan ini mencakup bank syariah, unit usaha syariah, maupun BPR syariah. Angka tersebut dua kali lebih cepat daripada pertumbuhan perbankan konvensional.

“Kalau pertumbuhannya bisa berlanjut seperti sekarang, bukan mustahil dalam lima tahun mendatang pangsa pasar syariah bisa mendekati 10%. Kalau ditambah lima tahun lagi bisa 15%,” ungkap Halim saat membuka Musyawarah Nasional Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo), Rabu (21/3).

Melihat data BI per Januari 2012, untuk aset bank umum syariah saja terjadi peningkatan nilai aset sebesar 47,43% menjadi Rp 115,296 triliun dibandingkan Januari 2011 sebesar Rp 78,203 triliun.

Untuk mencapai target pangsa pasar mendekati 10% dalam lima tahun mendatang, menurut Halim ada beberapa tantangan yang harus dihadapi industri perbankan syariah. Pertama, peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia. Kedua, peningkatan inovasi produk dan layanan yang kompetitif. Ketiga, keberlangsungan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat.

“Menyangkut inovasi produk perlu diskusi dengan regulator dan industri. Lebih dilihat lagi skema yang bisa ditawarkan ke masyarakat. Apakah itu kompetitif dari segi biaya? Sebetulnya ada banyak produk perbankan syariah juga yang masyarakat belum banyak tahu. Misalnya, KPR di syariah yang skemanya berbeda dengan bank konvensional,” jelas Halim

Ia menambahkan, untuk mendorong pangsa pasar semakin besar, BI melihat perlu pula ada insentif. Apalagi industri perbankan syariah masih terbilang baru. Insentif itu bisa dari segi perpajakan maupun aturan penetrasi pasar. Namun, insentif menurut Halim bukan segalanya. Industri perbankan syariah tetap harus mengembangkan dan meningkatkan produk serta layanannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK

[X]
×