kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   15.000   0,79%
  • USD/IDR 16.800   4,00   0,02%
  • IDX 6.262   8,20   0,13%
  • KOMPAS100 896   3,65   0,41%
  • LQ45 707   -0,42   -0,06%
  • ISSI 194   0,88   0,46%
  • IDX30 372   -0,72   -0,19%
  • IDXHIDIV20 450   -1,01   -0,22%
  • IDX80 102   0,35   0,35%
  • IDXV30 106   0,47   0,45%
  • IDXQ30 122   -0,87   -0,70%

BI akui aturan private banking saat ini masih lemah


Selasa, 12 April 2011 / 17:21 WIB
BI akui aturan private banking saat ini masih lemah
ILUSTRASI. Sejumlah awak wartawan menunggu saat pemeriksaan CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo di Gedung Dit Tipidsiber Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (4/7/2017). Hary Tanoesoedibjo tidak memenuhi panggilannya terkait kasus dugaan mengancam Kepala Subdirektorat Peny


Reporter: Nina Dwiantika |

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengakui, aturan mengenai private banking yang ada saat ini belum terlalu tegas bagi industri perbankan. "Aturan belum terlalu detail dan terperinci," ujar Gubernur BI, Darmin Nasution, Selasa (12/4).

Karena menyangkut industri perbankan yang mengandalkan kocek nasabah kaya, BI tak mau terburu-buru menelurkan aturan tersebut. BI menyatakan, aturan ini nantinya akan terbit dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) baru. "Diharapkan akan selesai tahun ini, tapi efektif tahun depan," terang Darmin.

Wasit perbankan baru bertindak setelah DPR mendesak bank sentral membenahi aturan karena semakin banyak kejahatan (fraud) yang terjadi di perbankan. Private banking mencuat setelah ada kasus yang menjerat Citibank. Inong malinda Dee yang merupakan karyawan senior bank milik Amerika itu melakukan transaksi gelap atas dana nasabah yang dikelolanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×