kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BI: Bank syariah belum maksimal bersinergi


Senin, 17 Desember 2012 / 18:08 WIB
BI: Bank syariah belum maksimal bersinergi
ILUSTRASI. Memilih KPR atau FLPP disesuaikan dengan kondisi keuangan kita. Jika sudah banyak cicilan, sebaiknya memilih FLPP. KONTAN/Baihaki/12/7/2021


Reporter: Anna Suci Perwitasari |

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melihat BOPO (rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional) perbankan syariah masih tinggi. Hal ini terjadi karena bisnis perbankan syariah ini masih termasuk baru dan membutuhkan dana yang besar untuk pembentukannya.

"Selain biaya operasional yang tinggi, return on equity (ROE) masih rendah. Bisa saja penyebabnya karena skala usaha yang tidak besar sehingga biaya per unit lebih mahal," kata Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah di Jakarta, Senin (17/12). Untuk menyiasati hal tersebut, bank syariah dianjurkan melakukan sinergi dengan bank induk.

"Strategi tersebut diarahkan untuk dapat mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas teknologi, jaringan kantor dan SDM, baik untuk layanan pendanaan maupun analisa pembiayaan," tambah Halim

BI berharap kebijakan pemanfaatan dan perluasan jaringan dan layanan melalui bank induk dan atau bank satu grup (leveraging) diharapkan tidak menciptakan disinsentif dalam perluasan jaringan kantor bank syariah.

Hal ini dapat diantisipasinya melalui langkah antara lain peningkatan produktivitas atau efisiensi biaya namun dalam batas risiko yang dapat diterima, kejelasan tanggung jawab dan terpenuhi compliance serta akses pengawas, terjaganya kontinuitas layanan, reputasi dan kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya, kewajiban pembukaan cabang syariah dengan memenuhi persyaratan tertentu atas dibukanya layanan syariah di jaringan kantor bank induk.

Menanggapi anjuran BI, Kepala Unit Syariah Bank Permata Ahmad K. Permana mengaku saat ini biaya operasional bank masih tinggi. "Wajar karena bisnis syariah belum terintegrasi. Kalau mau efisiensi ya lebih baik masih jadi unit usaha syariah (UUS)," tambahnya di kesempatan yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×