kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

BI: Bank syariah belum maksimal bersinergi


Senin, 17 Desember 2012 / 18:08 WIB
BI: Bank syariah belum maksimal bersinergi
ILUSTRASI. Memilih KPR atau FLPP disesuaikan dengan kondisi keuangan kita. Jika sudah banyak cicilan, sebaiknya memilih FLPP. KONTAN/Baihaki/12/7/2021


Reporter: Anna Suci Perwitasari |

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melihat BOPO (rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional) perbankan syariah masih tinggi. Hal ini terjadi karena bisnis perbankan syariah ini masih termasuk baru dan membutuhkan dana yang besar untuk pembentukannya.

"Selain biaya operasional yang tinggi, return on equity (ROE) masih rendah. Bisa saja penyebabnya karena skala usaha yang tidak besar sehingga biaya per unit lebih mahal," kata Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah di Jakarta, Senin (17/12). Untuk menyiasati hal tersebut, bank syariah dianjurkan melakukan sinergi dengan bank induk.

"Strategi tersebut diarahkan untuk dapat mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas teknologi, jaringan kantor dan SDM, baik untuk layanan pendanaan maupun analisa pembiayaan," tambah Halim

BI berharap kebijakan pemanfaatan dan perluasan jaringan dan layanan melalui bank induk dan atau bank satu grup (leveraging) diharapkan tidak menciptakan disinsentif dalam perluasan jaringan kantor bank syariah.

Hal ini dapat diantisipasinya melalui langkah antara lain peningkatan produktivitas atau efisiensi biaya namun dalam batas risiko yang dapat diterima, kejelasan tanggung jawab dan terpenuhi compliance serta akses pengawas, terjaganya kontinuitas layanan, reputasi dan kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya, kewajiban pembukaan cabang syariah dengan memenuhi persyaratan tertentu atas dibukanya layanan syariah di jaringan kantor bank induk.

Menanggapi anjuran BI, Kepala Unit Syariah Bank Permata Ahmad K. Permana mengaku saat ini biaya operasional bank masih tinggi. "Wajar karena bisnis syariah belum terintegrasi. Kalau mau efisiensi ya lebih baik masih jadi unit usaha syariah (UUS)," tambahnya di kesempatan yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×