Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengharapkan peran aktif asosiasi di industri keuangan untuk meningkatkan pasar repo atau penjualan instrumen efek.
Nanang Hendarsah, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI bilang, peran asosiasi seperti, Perhimpunan Pedagang Surat Utang Negara (HIMDASUN) dan Indonesia Foreign Exchange Market Committee (IFEMC) sangat penting. "Karena di negara tetangga Indonesia, justru asosiasi yang berperan untuk kemajuan pasar repo," kata Nanang kepada Kontan.co.id, Kamis (26/7).
Di negara tetangga Indonesia seperti Malaysia dan Singapura tercatat transaksi repo sudah ditransaksikan dengan cukup aktif. Selama ini, BI mencatat memang ada beberapa persoalan yang harus diselesaikan untuk meningkatkan pasar repo.
Beberapa bank menganggap transaksi repo dianggap kompleks karena keharusan adanya pengelolaan kolateral. Pengelolaan kolateral ini terkait dengan valuasi atau adanya mark to market atas nilai kolateral yang diagunkan. Di samping itu bank asing juga mempermasalahkan legal enforcement di domestik.
Boedi Armanto, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan II OJK bilang transaksi repo tergantung dari kondisi likuditas perbankan. "Jika likuditas cukup maka repo akan sedikit," kata Boedi kepada kontan.co.id, Kamis (26/7). Jika likuditas ketat maka transaksi repo akan naik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News