kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.032   -33,90   -0,48%
  • KOMPAS100 1.050   -5,34   -0,51%
  • LQ45 825   -5,45   -0,66%
  • ISSI 214   -1,14   -0,53%
  • IDX30 423   -0,89   -0,21%
  • IDXHIDIV20 514   0,37   0,07%
  • IDX80 120   -0,73   -0,61%
  • IDXV30 125   1,14   0,92%
  • IDXQ30 142   0,20   0,14%

BI juga soroti kredit bermasalah perbankan


Senin, 20 September 2010 / 15:56 WIB
BI juga soroti kredit bermasalah perbankan


Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Jauh sebelum Dana Moneter Internasional alias International Monetary Fund (IMF) merilis hasil uji tekanan atau stress test kondisi perbankan nasional, Bank Indonesia (BI) selaku otoritas perbankan sejatinya juga sudah rutin melakukan uji tekanan serupa. Hasil kajian tersebut biasanya dirilis di akhir bulan September dan Maret dalam bundel Kajian Stabilitas Keuangan.

Publikasi terakhir BI tentang stress test kondisi perbankan dirilis akhir Maret lalu. Hasil kajian tersebut salah satunya juga menyoroti tentang ancaman kredit bermasalah di perbankan nasional.

"Risiko kredit sejauh ini memang cukup terkendali terlihat dari penurunan NPL net, Namun ke depan diperkirakan akan sedikit meningkat meskipun masih pada tingkat moderat," jelas BI dalam publikasinya yang dikutip KONTAN, Senin (20/9).

Hal-hal yang mendasari perkiraan tersebut di antaranya adalah krisis perekonomian global yang diyakini belum sepenuhnya berakhir. Dus, masih mungkin menyisakan dampak berupa peningkatan risiko kredit. Apalagi beberapa waktu belakangan, ketidakpastian di benua biru sempat membikin perekonomian dunia dilingkupi kecemasan atas meruyaknya lagi krisis lanjutan.

Lalu, mulai pulihnya perekonomian ditandai dengan mulai cepatnya pertumbuhan kredit bank. Kredit yang terlalu cepat melesat juga bakal meningkatkan risiko kreditnya. Hasil uji tekanan alias stress test yang dilakukan BI mencatat, berdasarkan data perbankan sampai akhir tahun 2009 lalu, jumlah kredit dengan kolektibilitas Dalam Perhatian Khusus (golongan 2) masih cukup besar, yaitu sebesar Rp 82,4 triliun.

BI bilang, apabila kondisi ekonomi tiba-tiba memburuk sehingga misalnya 25% dari kredit golongan 2 tersebut bergeser menjadi kredit bermasalah, hasil simulasi BI menunjukkan rasio NPL gross perbankan akan naik menjadi 4,7% dan rasio permodalan bank akan turun menjadi 16,5%.

Mengutip data Statistik Perbankan terbaru per Juli 2010, nilai kredit berstatus Dalam Perhatian Khusus (golongan 2) sudah membengkak menjadi Rp 90,96 triliun. Secara umum, rasio NPL perbankan per Juli 2010 naik menjadi 3,02%. Pada bulan Juni 2010, rasio NPL masih di angka 2,98%. Namun, bila dibandingkan tahun 2009 lalu, rasio NPL perbankan sudah jauh mengecil. Per Juli 2009, rasio NPL perbankan masih di angka 4,06%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×