kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.043   -22,40   -0,32%
  • KOMPAS100 1.051   -4,52   -0,43%
  • LQ45 825   -5,22   -0,63%
  • ISSI 214   -0,76   -0,35%
  • IDX30 424   -0,77   -0,18%
  • IDXHIDIV20 513   0,05   0,01%
  • IDX80 120   -0,57   -0,47%
  • IDXV30 125   1,08   0,87%
  • IDXQ30 142   0,17   0,12%

Cadev tipis, BI ajukan bilateral swap ke Jepang


Kamis, 29 Agustus 2013 / 16:00 WIB
Cadev tipis, BI ajukan bilateral swap ke Jepang
ILUSTRASI. Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo saat konferensi pers?hasil G20 1st FCBD Meeting di Nusa Dua, Bali, Jumat (10/12).


Reporter: Dyah Megasari |

JAKARTA. BI kembali menempuh kebijakan ekstrem untuk meredam gejolak di pasar finansial. Selain menaikkan BI rate langsung 50 basis poin (bps), untuk menjaga performa rupiah agar tak semakin terpuruk, Bank Indonesia (BI) juga memutuskan untuk memperpanjang Bilateral Swap Arrangement (BSA) dengan Bank of Japan.

Bank sentral mencermati dampak dari kondisi eksternal. Difi A Johyansyah, Direktur Eksekutif BI menjelaskan, Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari ini fokus pada beberapa perkembangan penting indikator ekonomi, moneter dan keuangan.

Bilateral swap ini berguna menjaga likuiditas valuta asing di dalam negeri saat ketidakpastian pengurangan bertahap (tapering) stimulus moneter oleh the Fed terus memberikan tekanan pada pasar keuangan di berbagai negara.

Bank Indonesia mengklaim bahwa jumlah cadangan devisa (cadev) yang ada, masih cukup untuk menghadapi tekanan neraca pembayaran.

Bantalan cadangan devisa US$ 12 miliar

Namun demikian, masih tingginya tekanan dan ketidakpastian perekonomian global ke depan membuat bank sentral memerlukan langkah-langkah antisipasi baik. Caranya adalah penguatan respon berupa bauran kebijakan maupun ketahanan dalam menghadapi gejolak eksternal.

"Termasuk bantalan kecukupan cadangan devisa secara berlapis (second line of defense)," jelas Difi.

Dalam kaitan ini, Bank Indonesia telah menandatangani perpanjangan Bilateral Swap Arrangement (BSA) dengan Bank of Japan sebagai agen Menteri Keuangan Jepang sebesar US$ 12 miliar, berlaku efektif 31 Agustus 2013. Pembahasan untuk kerja sama serupa juga sedang dilakukan dengan bank-bank sentral di kawasan.

“Penarikan modal dan meningkatnya risiko investasi menyebabkan penurunan harga saham, meningkatnya yield obligasi, dan pelemahan nilai tukar di hampir seluruh negara emerging market, tidak terkecuali Indonesia,” papar Difi, Kamis (29/8).

Tekanan yang tinggi pada pasar keuangan global ini terjadi di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia dan kawasan Asia, termasuk China dan India, serta terus menurunnya harga komoditas primer, kecuali harga minyak. Kondisi ini telah memberikan tekanan pada kinerja perdagangan dan pasar keuangan Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×