kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

BI pangkas suku bunga, ini kata bos BRI


Kamis, 18 Februari 2021 / 16:44 WIB
BI pangkas suku bunga, ini kata bos BRI
ILUSTRASI. Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sunarso


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada hari ini, Kamis (18/2) memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan BI 7-day Repo Rate ke level 3,5%.

Menanggapi hal tersebut Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), Sunarso mengungkapkan hal tersebut akan berdampak positif terhadap pemulihan ekonomi Indonesia. "Maka diharapkan bisa berpengaruh terhadap bagaimana bisa ditransmisikan secara cepat ke sektor riil," kata Sunarso saat konferensi pers virtual, Kamis (18/2).

Ia memastikan perbankan akan segera mentransmisikan penurunan itu ke suku bunga kredit. Menurutnya, itu merupakan hal yang positif, tetapi akan lebih baik lagi jika bisa mendongkrak pertumbuhan kredit perbankan.

Baca Juga: Pengelompokan bank diubah, OJK tak paksa bank kejar modal inti minimum Rp 6 triliun

Sunarso mengatakan, tantangan terbesar perbankan saat ini adalah bagaimana mengoptimalkan likuiditas yang ada dalam bentuk kredit serta suku bunga bertingkat. Sehingga LDR bisa meningkat menjadi 90% yang akhirnya mendorong perekonomian nasional.

"Untuk mendorong pertumbuhan kredit dan sektor riil itu kira-kira LDR ideal 90%, maka tantangan perbankan adalah mengoptimalkan penyaluran likuiditas supaya LDR mencapai 90%," paparnya.

Ia menekankan, jika penurunan suku bunga dilakukan perbankan, dunia usaha atau sektor riil tidak serta merta langsung melakukan peminjaman kredit baru ke bank. Hal tersebut tergambar dari suku bunga kredit bank yang sudah diturunkan dari 22% menjadi 15% dan bahkan di subsidi lagi oleh pemerintah hingga masyarakat hanya membayar suku bunga sebesar 7%.

Baca Juga: Hore! Mulai 1 Maret ada DP 0% untuk kredit kendaraan bermotor

"Oleh sebab itu, salah satu faktor elastis yang memicu pertumbuhan kredit adalah konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat. Dua faktor itu harus distimulus oleh bauran kebijakan ditambah dengan penurunan suku bunga acuan," kata Sunarso.

"Hal seperti ini yang harus kita padukan, sinkronkan, dan kolaborasikan jadi suatu bauran kebijakan yang memang benar-benar bisa menggerakkan sektor riil dan pada akhirnya bisa mendorong ekonomi nasional," pungkasnya.

Selanjutnya: Bank Indonesia pangkas BI 7 day reverse repo rate menjadi 3,5%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×