Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
Hanya saja, Ramon berpandangan kebijakan insentif tersebut menandakan sektor properti berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi. Oleh karenanya, ia melihat pemerintah dan BI ingin sektor tersebut masih terus bergerak.
Sementara itu, Direktur Konsumer PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) Noviady Wahyudi menyebut pemberian keringanan DP sudah cukup jika sekitar 5%. Sebab, itu juga bisa menjaga kualitas kredit bank di sektor properti.
Memang, pria yang akrab disapa Dede ini menyadari bahwa tahun depan kredit properti bisa sedikit melambat. Sebab, tahun politik membuat pasar masih wait and see terkait pemimpin yang terpilih.
Baca Juga: Kenaikan Suku Bunga Menekan Sejumlah Sektor, Begini Rekomendasi Saham dari Analis
Oleh karenanya, Dede memproyeksikan pertumbuhan kredit di sektor properti tahun depan adalah single digit. Ditambah, penyaluran bank bergantung pada penawaran dari pihak developer ke nasabah. “Penyalurannya masih di bawah 10% dari total booking hingga September 2023,” ujarnya.
Head of Research Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan berpendapat perpanjangan itu sebagai dukungan untuk KPR terutama di tengah tren kenaikan suku bunga.
Hanya saja, ia menilai insentif itu sebenarnya perlu lebih tepat sasaran lagi bagi nasabah yang memang benar-benar mencari rumah. Di mana, nasabah akan benar-benar terbantu jika memanfaatkan insentif tersebut. “Bagi bank yang terjun ke KPR sedikit banyak insentif ini membantu,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News