kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

BI: Pertumbuhan kredit melambat per September


Kamis, 20 Oktober 2016 / 18:21 WIB
BI: Pertumbuhan kredit melambat per September


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat, perbankan Indonesia terus mengalami perlambatan penyaluran kredit. Juda Agung, Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter mengatakan, permintaan kredit masih lemah karena perlambatan ekonomi membuat korporasi menahan diri untuk mengajukan kredit.

“Kami mencatat kredit tumbuh 6,5% per September 2016, atau lebih rendah dari pertumbuhan 6,8% pada Agustus 2016,” kata Juda, Kamis (20/10). Dengan asumsi pertumbuhan kredit itu, maka bank membukukan penyaluran kredit sekitar Rp 4.246 triliun per September 2016 dibandingkan realisasi kredit pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp 3.987,7 triliun.

Lanjutnya, permintaan kredit akan mulai naik pada November dan Desember 2016, karena bank ingin menggapai target kredit mereka. Otoritas moneter ini masih memprediksi pertumbuhan kredit sebesar 7%-9% di tahun 2016, namun realisasi pertumbuhan kredit akan berada di level 8% pada akhir tahun. “Kemungkinan kredit akan tumbuh di batas tengah,” imbuhnya.

Meskipun harga komoditas seperti CPO dan batubara naik, namun tak akan mendorong permintaan kredit ke segmen itu. Pasalnya, kenaikan harga komoditas karena faktor musiman yaitu produksi komoditas di Indonesia, Australia dan China turun sehingga harga naik karena permintaan yang ada.

Juda bilang, kredit akan sedikit naik melalui faktor penurunan suku bunga kredit, dan BI mendukung pendorongan kredit melalui pelonggaran aturan seperti kenaikan rasio loan to value (LTV) pada kredit pemilikan rumah (KPR) dan izin inden untuk KPR rumah kedua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×