Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Era suku bunga rendah dimulai pasca Bank Indonesia (BI) rajin menurunkan bunga acuan BI rate. Namun, kebijakan bank-bank konvensional yang masih enggan menurunkan bunga kredit membuat kredit pemilikan rumah (KPR) syariah belum kehilangan pamor.
Seperti diketahui, KPR syariah menawarkan angsuran yang tetap dan tidak terpengaruh dengan bunga acuan BI. Berbeda dengan KPR konvensional yang bunganya mengikuti BI rate ketika memasuki masa floating.
Direktur Sales & Distribution Bank Syariah Indonesia (BSI) Anton Sukarna mengatakan, permintaan masyarakat terhadap KPR syariah memang masih cukup tinggi. Bahkan, di tengah dinamika tren penurunan suku bunga acuan.
Anton bilang, keunggulan utama yang menjadi daya tarik KPR Syariah adalah prinsip kepastian angsuran hingga akhir masa pembiayaan. Menurutnya, ini memberikan ketenangan pikiran bagi nasabah dalam merencanakan keuangan jangka panjang.
“Tanpa perlu khawatir akan risiko kenaikan cicilan di masa depan yang sering terjadi pada skema bunga mengambang (floating rate),” ujar Anton, Kamis (4/9/2025).
Baca Juga: Ada Usulan Suku Bunga KPR FLPP Naik untuk Menjaga Margin, Begini Kata Perbankan
Hingga kuartal I-2025, BSI mencatatkan kinerja impresif untuk produk BSI Griya yang tumbuh sebesar 8,63% secara tahunan (yoy), dengan total portofolio mencapai Rp 58,03 triliun.
Anton juga mengatakan, ada fenomena meningkatnya tren takeover atau pemindahan fasilitas KPR dari bank konvensional ke BSI melalui produk BSI Griya Take Over. Sayangnya, ia tak menjelaskan secara detail pertumbuhan dari produk tersebut.
Menurutnya, tren ini menjadi salah satu indikator kuat pergeseran preferensi nasabah yang kini tidak hanya mencari suku bunga rendah di awal, tetapi juga stabilitas dan keberkahan dalam bertransaksi.
“Pertumbuhan 8,63% ini adalah bukti kepercayaan masyarakat dan keberhasilan strategi kami,” kata Anton.
Sependapat, Direktur BCA Syariah Pranata bilang, penyaluran KPR syariah saat ini terbilang positif meskipun kondisi perekonomian belum stabil. Per Juli 2025, KPR di BCA Syariah tumbuh positif 16% secara year-on-year (YoY) dan mencapai Rp 1,4 triliun.
“Ticket size BCA Syariah ada di kisaran Rp 962 juta dengan jangka waktu pembiayaan yang paling diminati adalah 10 tahun,” ujar Pranata.
Pranata menjelaskan pertumbuhan pembiayaan KPR ditopang pembiayaan baru dan take over yang juga tumbuh positif. Oleh karenanya, Pranata bilang pertumbuhan ini menunjukkan minat masyarakat pada KPR syariah masih cukup tinggi.
“Kami juga terus melakukan edukasi tentang manfaat yang dapat diterima masyarakat melalui KPR iB, antara lain berupa angsuran tetap dan jangka waktu pembiayaan hingga 20 tahun,” jelasnya.
Baca Juga: Kredit Rumah Kian Melambat, Nasabah Tunggu Bank Turunkan Bunga
Sementara itu, Direktur CIMB Niaga Syariah Pandji P. Djajanegara mengatakan, KPR syariah tak hanya bagus untuk pembelian rumah baru melainkan, pembelian rumah bekas hingga take over juga tumbuh.
Ia pun optimistis ke depan KPR Syariah juga akan terus tumbuh seiring dengan kebutuhan nasabah akan pembiayaan rumah. Hal ini karena backlog kebutuhan rumah masih sangat tinggi yaitu sekitar 12 juta unit.
Selanjutnya: 7 Minuman Terbaik Sebelum Tidur di Malam Hari, Bantu Tingkatkan Kualitas Tidur Anda
Menarik Dibaca: 7 Minuman Terbaik Sebelum Tidur di Malam Hari, Bantu Tingkatkan Kualitas Tidur Anda
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News