Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga saat ini program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi atau kerap disebut Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) memakai suku bunga tetap sebesar 5% selama masa pinjaman, dengan tenor maksimal hingga 20 tahun.
Kendati begitu, beberapa waktu yang lalu PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) selaku bank penyalur utama kredit perumahan di tanah air mengeluhkan suku bunga FLPP yang sebesar 5% ini dinilai terlalu rendah.
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menjelaskan bahwa sebagai bank yang fokus pada pembiayaan perumahan, BTN berkomitmen untuk memperkuat Program 3 Juta Rumah. Namun, suku bunga FLPP yang sebesar 5% dianggap menjadi tantangan.
Oleh sebab itu, BTN mengusulkan agar suku bunga FLPP dinaikkan menjadi 6%-7%. Untuk mengimbangi kenaikan tersebut, tenor kredit diusulkan diperpanjang 2-5 tahun. Dengan skema ini, Nixon memperkirakan angsuran debitur justru bisa lebih ringan, yakni turun sekitar Rp20.000 - Rp30.000 per bulan.
Baca Juga: BTN Usul Suku Bunga KPR FLPP Naik Jadi 6%-7% dengan Tenor Lebih Panjang
“Hal ini juga sudah kami sampaikan kepada pemerintah dan kami dengar ini sedang dalam proses untuk penyesuaian, yaitu suku bunga FLPP yang kami rasa hari ini masih sangat terlalu rendah yaitu 5%,” kata Nixon beberapa waktu lalu.
Selain itu, Nixon menyoroti sumber pendanaan FLPP yang tidak sepenuhnya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), tetapi sebagian 25% pendanaan didapatkan dari PT Sarana Multigriya Finansial (SMF). Ia berharap bunga pinjaman dari SMF juga dapat diturunkan.
“Sumber dana FLPP selain dari APBN ada 25% pinjaman SMF. Ini kami juga sedang mengusulkan agar suku bunganya di-charge turun, karena suku bunga yang di-charge ke customer hanya 5%. Sementara kami harus bayar ke SMF 4,45%. Jadi sama-sama lembaga pemerintah, tapi kami minta agar mereka juga mampu menyesuaikan penurunan suku bunga yang kami rasakan cukup mahal untuk pembiayaan FLPP ini,” ujar Nixon.
Baca Juga: Penyaluran KPR FLPP di BTN Sudah Capai 94.623 Unit Hingga Pertengahan Tahun 2025
Di tahun ini BTN mendapatkan alokasi tambahan menjadi 220.000 unit kuota KPR FLPP, naik dari kuota sebelumnya yang hanya 158.301 unit. Hingga pertengahan tahun 2025, BTN telah menyalurkan rumah subsidi sebanyak 94.623 unit.
Mengomentari hal ini, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) sebagai salah satu bank penyalur FLPP, menyampaikan jika BSI selaku bank syariah senantiasa taat dan mengikuti ketentuan serta arahan kebijakan dari pemerintah dan regulator.
“Bagi kami, yang utama adalah memastikan program FLPP tetap berjalan optimal dan bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Jadi, apapun kebijakan yang ditetapkan pemerintah, BSI senantiasa siap dan mendukung sesuai aturan yang berlaku,” kata Corporate Secretary BSI Wisnu Sunandar.
Asal tahu saja, tahun ini BSI mendapatkan amanah penyaluran pembiayaan KPR bersubsidi skema FLPP sebanyak 10.000 unit rumah atau sekitar Rp 1,6 triliun.
Wisnu menjelaskan bahwa dari total kuota FLPP yang diamanahkan tersebut, realisasi penyaluran KPR FLPP di BSI saat ini masih terus berjalan, on the track sesuai kuota yang diberikan pemerintah.
“BSI berkomitmen untuk menyalurkan pembiayaan KPR FLPP secara optimal, tepat sasaran, dan berkesinambungan, demi mendukung kebutuhan rumah pertama bagi masyarakat,” tambahnya.
Baca Juga: Kemenkeu Sudah Kucurkan Rp 18,8 Triliun pada Semester I-2025 untuk Program FLPP MBR
Tak ketinggalan, PT Bank Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta atau Bank BPD DIY juga ikut buka suara. Direktur Pemasaran dan Usaha Syariah Bank BPD DIY Raden Agus Trimurjanto bilang bahwa sejatinya, tiap-tiap bank memiliki suku bunga dasar kredit (SBDK) yang bervariasi, sangat bergantung dari sumber dana, dan biayanya. Hal ini yang mempengaruhi dalam pemberian bunga bagi nasabahnya.
“Namun demikian harus dipertimbangkan bahwa pemberian kredit utk perumahan bersubsidi diperuntukan bagi MBR/masyarakat berpenghasilan rendah yang kemampuan bayarnya sangat terbatas. Sehingga sangat relevan apabila pemerintah menetapkan suku bunga yang ringan,” katanya.
Agus kemudian menyoroti, apabila suku bunga KPR FLPP dinaikkan dan menjadi terlalu tinggi, akan berisiko meningkatkan potensi kredit macet atau gagal bayar dari para debitur.
Dia mencatat Bank BPD DIY sepanjang tahun 2025 diberikan kuota 140 unit, dan sampai dengan bulan Juni 2025 telah realisasi sebanyak 60 unit penyaluran FLPP.
Soal ini Pengamat perbankan Moch Amin Nurdin bilang bahwa munculnya usulan kenaikan suku bunga KPR FLPP ini disebabkan karena Bank perlu tambahan margin dan mereka tidak bisa memaksakan kepada nasabah untuk menaikkan suku bunganya. Pun meski BI-Rate sudah turun, tidak mudah bagi Bank untuk menjaga keseimbangan antara Cost of Fund dan Cost of Credit.
Baca Juga: BNI Dapat Tambahan Kuota Penyaluran KPR FLPP Jadi 25.000
“Ini akan berdampak positif sebenarnya untuk bank. Tapi untuk masyarakat mesti dilihat juga, karena kondisi seperti sekarang mungkin akan sedikit menurunkan minat masyarakat. Ada baiknya dikaji dan dipertimbangkan dampak dan hal-hal tersebut sebelum diputuskan dan dijalankan,” tandasnya.
Sedang Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin justru meyakini bahwa bunga KPR FLPP masih bisa dipertahankan di 5%. Menurutnya, perhitungan bunga KPR FLPP sudah sesuai bagi bank-bank penyalur.
“Saya yakin bunga masih bisa dipertahankan 5%. Perhitungan bunga KPR FLPP sebenarnya sebenarnya sudah sangat generous bagi bank pelaksana. Mereka sudah mendapatkan margin yang memadai,” kata WIjayanto.
Namun jika terpaksa dinaikkan, maka idealnya suku bunga FLPP dinaikkan secara berjenjang, misalnya tahun 1-2 pertama tetap 5%, lalu tahun 3-4 dinaikkan menjadi 5,5%, lalu lebih dari 5 tahun menjadi 6%.
“Kenaikan berjenjang tersebut tidak akan memberatkan, karena cicilan naik bertahap diperkirakan lebih rendah daripada kenaikan pendapatan masyarakat,” pungkasnya.
Baca Juga: Dukung program 3 Juta Rumah, BRI Tambah Kuota FLPP 25.000 Unit di 2025
Selanjutnya: Presiden China Xi Jinping Gelar Pertemuan Besar SCO, Sambut Putin dan Modi di Tianjin
Menarik Dibaca: Promo Sociolla Payday Rewards 25-31 Agustus 2025, Hair Dryer-Serum Diskon hingga 60%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News