kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.913.000   17.000   0,90%
  • USD/IDR 16.250   24,00   0,15%
  • IDX 6.849   -66,70   -0,96%
  • KOMPAS100 996   -11,17   -1,11%
  • LQ45 762   -8,74   -1,13%
  • ISSI 225   -2,46   -1,08%
  • IDX30 393   -4,35   -1,10%
  • IDXHIDIV20 456   -3,11   -0,68%
  • IDX80 112   -1,32   -1,17%
  • IDXV30 113   -0,95   -0,83%
  • IDXQ30 128   -0,91   -0,71%

BI siapkan konsep Gerbang Pembayaran Nasional


Senin, 23 November 2015 / 02:13 WIB
BI siapkan konsep Gerbang Pembayaran Nasional


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) saat ini sedang berupaya menyelesaikan rencana pembangunan National Payment Gateway atau Gerbang Pembayaran Nasional.

Deputi Gubernur BI Ronald Waas bilang, bank sentral Indonesia saat ini telah memiliki desain konseptual terkait gerbang pembayaran ini.

Gerbang pembayaran ini merupakan infrastruktur utama untuk pembayaran-pembayaran ritel. Untuk implementasi, membutuhkan data senter, skema layanan yang tepat.

"BI masih punya PR (pekerjaan rumah) besar untuk menjadikan pembayaran terintegrasi. Kami berharap ini bisa ditata ini dengan baik," kata Ronald di Jakarta, baru-baru ini.

Gerbang Pembayaran Nasional atau NPG akan mencakup layanan kartu kredit, kartu debit, uang elektronik dan seluruh instrumen pembayaran yang saat ini sedang berkembang dan membutuhkan kecepatan dari sisi layanan.

Layanan gerbang pembayaran ini awalnya melibatkan perbankan untuk membangun sistem.

Namun kedepannya, semakin banyak pihak yang akan terlibat untuk mencakup layanan pembayaran seperti perusahaan dan bank pengguna jasa perusahaan switching, konsumen, perusahaan penyedia mesin automated teller machine (ATM), dan electronic data capture (EDC).

Realisasi pembentukan gerbang pembayaran nasional ini sudah tertunda sejak diwacanakan pada 2012 lalu. Penundaan terjadi karena belum ada principal domestic dan belum tuntasnya negosiasi interkoneksi di antara penyedia jasa sistem pembayaran.

Lebih lanjut Ronald menambahkan, transaksi ritel setiap harinya semakin besar, dari data BI transaksi kliring pada Sistem Kliring nasional (SKN) dan juga pembayaran ritel di luar sistem kliring rata-rata mencapai Rp 13 triliun per hari.

Transaksi ritel tersebut belum termasuk dengan pembayaran di internet seperti e-commerce.

"Sehingga BI perlu menyediakan infrastruktur yang baik di satu tempat untuk kelancaran dan penyelesaian transaksi," katanya.

Di Indonesia, gerbang pembayaran nasional akan mengadopsi konsep yang diterapkan otoritas perbankan Tiongkok dengan China UnionPay. UnionPay merupakan jaringan antar bank di Tiongkok tidak termasuk Hong Kong dan Makau.

Jaringan ini menghubungkan mesin ATM dari sejumlah bank besar di Tiongkok dan bank kecil di China daratan. Selain itu, kartu ini merupakan jaringan Electronic Funds Transfer at Point of Sale (EFTPOS).

Di Indonesia sendiri, perusahaan yang bergerak di bidang sistem pembayaran elektronik antara lain PT Finnet Indonesia (Finnet), PT ALTO Network (ALTO), dan PT Rintis Sejahtera (PRIMA).

Ketiga perusahaan ini menyediakan layanan sistem pembayaran elektronik dengan menyediakan layanan solusi terpadu untuk perbankan maupun semua sektor yang terkait dengan transaksi keuangan secara elektronik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×