Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memproyeksikan kredit/pembiayaan perbankan terus melanjutkan perbaikan dan diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi, yakni berada pada kisaran 10%-12% secara tahunan (YoY) pada 2024, dan tumbuh 11%-13% YoY pada 2025.
Untuk mencapai angka tersebut, BI akan melanjutkan kebijakan makroprudensial longgar pada tahun 2024 untuk mendorong kredit dan pembiayaan perbankan yang optimal dengan tetap turut menjaga stabilitas sistem keuangan (SSK).
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, pelonggaran kebijakan makroprudensial ditempuh dengan tiga instrumen pokok yaitu: pertama, peningkatan efektivitas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) dan pelonggaran seluruh instrumen kebijakan makroprudensial lainnya. Hal ini untuk mendorong kredit atau pembiayaan ke sektor-sektor prioritas.
"Seluruh insentif likuiditas Rp159 triliun dengan tambahan sekitar Rp20 triliun dapat dimanfaatkan perbankan. Instrumen makroprudensial lainnya tetap longgar hingga Desember 2024," kata dia, Rabu (30/11).
Baca Juga: BI Proyeksikan Nilai Transaksi Digital Banking Capai Rp 71.584 Triliun pada 2024
Kedua pelonggaran likuiditas dengan penurunan rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM). Perry menyebut hal ini akan dilaksanakan mulai Desember 2023, dengan Menambah fleksibilitas likuiditas sekitar Rp 81 triliun untuk kredit dan stabilitas sistem keuangan. Serta ketiga adalah penguatan surveilans SSK.
Tambahan likuiditas tersebut diperkirakan semakin meningkat ke depan seiring dengan peningkatan pertumbuhan kredit pada sektor-sektor prioritas yang menjadi fokus kebijakan.
Penurunan rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) sebesar 100 bps menjadi 5% yang berlaku efektif 1 Desember 2023 dengan fitur fleksibilitas yang tetap dipertahankan juga akan memperlonggar pengelolaan likuiditas perbankan.
Kinerja kredit dan pembiayaan perbankan di triwulan III 2023
Bank Indonesia terus memastikan kecukupan likuiditas untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan meningkatkan penyaluran kredit/pembiayaan guna mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan
Kredit dan pembiayaan perbankan terus melanjutkan perbaikan dan diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi. Kredit perbankan pada Oktober 2023 tumbuh 8,99% YoY, didukung oleh appetite bank yang masih longgar dan mulai meningkatnya permintaan pembiayaan sejalan dengan kinerja korporasi yang masih tumbuh baik.
Secara sektoral, pertumbuhan kredit tertinggi terutama terjadi pada sektor-sektor tersier, yang saat ini juga mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, seperti sektor jasa dunia usaha, perdagangan, dan jasa sosial. Pembiayaan syariah juga terus meningkat mencapai 14,68% YoY pada Oktober 2023.
Di segmen UMKM, pertumbuhan kredit mencapai 8,36%, antara lain didukung oleh penyaluran KUR yang semakin meningkat.
Baca Juga: Berikut Tujuh Bank Penyalur KPR Terbesar di Tahun 2023
Ke depan, Bank Indonesia akan terus mendorong penyaluran kredit dan pembiayaan perbankan dan memperkuat sinergi dengan pemerintah untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, terutama pada sektor-sektor prioritas, inklusif, dan ekonomi hijau.
Dengan memerhatikan perkembangan tersebut, prospek pertumbuhan kredit pada 2023 diperkirakan tetap di kisaran 9%-11% dan meningkat menjadi 10%-12% pada 2024, serta 11%-13% pada 2025.
BI memperkirakan dengan terus membaiknya pertumbuhan kredit ke depan juga konsisten dengan akan semakin meningkatnya aktivitas ekonomi domestik ke depan yang berdampak pada naiknya kebutuhan pembiayaan baik dari korporasi maupun rumah tangga, termasuk dari golongan generasi muda yang semakin besar perannya dalam perekonomian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News