Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Jelang perayaan Idul Fitri, dimana tingkat kebutuhan masyarakat akan uang tunai melonjak tajam, Bank Indonesia (BI) meminta masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap peredaran uang palsu.
Meski saat ini tingkat kejahatan pemalsuan uang sudah menyusut, namun para pelaku kejahatan pemalsuan uang pun semakin 'kreatif' mencari peluang memperdaya calon korban. Misalnya dengan menyelipkan uang mainan ke dalam bundelan uang asli. Hal ini diungkapkan oleh Deputi Gubernur BI yang membawahi sistem pembayaran Budi Rochadi.
"Ada modus baru uang palsu di mana pelaku tidak lagi menyebar uang palsu namun mereka menyelipkan uang mainan ke dalam bundelan uang asli. Jadi, intinya mereka tidak mencetak uang palsu namun uang mainan yang diselipkan," ujarnya di sela-sela tinjauan jasa kas keliling BI di kawasan Monas, Jakarta, Rabu (25/8).
Modus baru ini banyak terjadi di Jawa sebagai titik terbanyak kasus pemalsuan uang. Namun, saat ini modus uang mainan ini juga terjadi sampai ke Sumatra. "Jelang Lebaran ini biasanya praktik kejahatan uang meningkat. Saat ini kan tujuh lembar uang palsu per satu juta uang asli, ini nanti bisa meningkat," kata Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News