kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Biaya Dana Bank Besar Semakin Murah Saat Jumlah Deposito Turun


Rabu, 06 Juli 2022 / 18:40 WIB
Biaya Dana Bank Besar Semakin Murah Saat Jumlah Deposito Turun
ILUSTRASI. Petugas teller melayani nasabah di kantor cabang BCA Thamrin Jakarta, Jumat (2/7). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/02/07/2021.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rasio dana murah alias CASA perbankan semakin mengalami peningkatan di tengah tren bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang masih bertahan di level terendahnya. Tabungan dan giro bank-bank besar tumbuh semakin tinggi hingga Mei 2022, sedangkan penghimpunan deposito mengalami penurunan. 

CASA yang menggemuk ini mendorong biaya dana atau cost of fund (CoF) perbankan mengempis. Bahkan, ada bank yang mencatat CoF telah turun ke level terendah sepanjang sejarah mereka.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) merupakan bank dengan rasio CASA tertinggi di Tanah Air. Berdasarkan laporan bulanan per Mei 2022, rasio CASA bank ini secara bank only mencapai 81,3%, ini meningkat dari 78% di periode yang sama tahun lalu.

Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) bank ini meningkat 16% secara year on year (YoY) per Mei 2022 menjadi Rp 1.018,3 triliun. Ini ditopang oleh kenaikan dana murah yang melonjak 20,9% YoY menjadi Rp 828,3 triliun. Sedangkan deposito perseroan turun 1,5% YoY jadi Rp 190 triliun. 

Baca Juga: ANZ Bank Kembali Dikabarkan Bakal Melego Kepemilikan Saham di Bank Panin (PNBN)

Rasio dana murah tertinggi berikutnya diduduki PT Bank Mandiri Tbk. Bank pelat merah ini mencatatkan rasio CASA secara bank only 76,1% per Mei 2022. Itu naik dari 71,4% pada Mei tahun sebelumnya. 

DPK Bank Mandiri tumbuh 10,89% YoY menjadi Rp 1.017,4 triliun per Mei yang ditopang oleh tabungan dan deposito yang melesat 18,11% menjadi Rp 774,4 triliun. Sedangkan deposito perseroan turun cukup tinggi hingga 7,1% YoY menjadi Rp 241,9 triliun. 

Selanjutnya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) membukukan DPK tumbuh 8,7% menjadi Rp 1.136,1 triliun. Sama seperti bank besar lainnya, deposito bank ini sudah turun 4,5% YoY jadi Rp 400,8 triliun. Namun, dana murahnya melesat 17,6% YoY menjadi Rp 735,2 triliun. Itu membuat rasio CASA perseroan naik ke 64,7% dari 59,8% pada Mei 2021.

Rasio CASA PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI)meningkat menjadi 69,6% dari 67,1% pada Mei tahun lalu. Tabungan dan giro bank ini meningkat 8,7% YoY menjadi Rp 464,5 triliun. Sedangkan depositonya melorot 2,8% YoY jadi Rp 203 triliun.

Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, biaya dana atau cost of fund (COF) BRI per Mei 2022 ada di kisaran 1,71%. 

Baca Juga: BRI Torehkan Biaya Dana Terendah Sepanjang Sejarah

"Ini merupakan biaya dana terendah sepanjang sejarah BRI. Sebagai gambaran, akhir 2019, CoF BRI 3,6%, akhir 2020 sebesar 3,2% dan akhir 2021 ada di level 2,2%," jelasnya pada Kontan.co.id, Rabu (6/7).

Ke depan, BRI memproyeksikan komposisi deposito akan terus menurun seiring dengan komitmen BRI dalam meningkatkan dana murah. Aestika bilang, peningkatan porsi CASA ini merupakan bagian dari transformasi struktur liabilitas perseroan untuk mendukung bisnis yang berkelanjutan, yakni melalui transaction based product & services di segmen wholesale, serta penguatan fitur dan transaksi keuangan melalui Financial Super Apps BRImo.

BRI berencana untuk meningkatkan CASA secara bertahap dari 63% pada akhir 2021 menjadi 66% pada tahun 2024. Strategi meningkatkan dana murah dilakukan dengan mendorong transaksi wholesale, mengakselerasi penetrasi digital saving dan mendorong hyperlocal ecosystem pada segmen mikro.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×