kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.487.000   17.000   0,69%
  • USD/IDR 16.736   31,00   0,19%
  • IDX 8.618   -59,15   -0,68%
  • KOMPAS100 1.184   -5,89   -0,50%
  • LQ45 852   -0,86   -0,10%
  • ISSI 307   -3,32   -1,07%
  • IDX30 439   1,78   0,41%
  • IDXHIDIV20 511   4,81   0,95%
  • IDX80 133   -0,51   -0,38%
  • IDXV30 138   -0,59   -0,43%
  • IDXQ30 140   1,06   0,76%

Serangan Siber Sasar Multifinance, OJK Minta Lakukan Upaya Ini


Kamis, 18 Desember 2025 / 13:23 WIB
Serangan Siber Sasar Multifinance, OJK Minta Lakukan Upaya Ini
ILUSTRASI. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut industri multifinance perlu memperkuat keamanan sistem informasi, sebagaimana telah diatur dalam Peraturan OJK (POJK) Nomor 4/POJK.05/2021


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Serangan siber tampak masih menyasar industri multifinance. Baru-baru ini, dialami PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN) yang melaporkan terjadinya insiden serangan siber pada 26 November 2025 lewat keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Mengenai hal itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut industri multifinance perlu memperkuat keamanan sistem informasi, sebagaimana telah diatur dalam Peraturan OJK (POJK) Nomor 4/POJK.05/2021 tentang Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Lembaga Jasa Keuangan Nonbank. 

"Selain itu, perusahaan multifinance juga dapat menerapkan standarisasi nasional maupun internasional lainnya terkait keamanan sistem informasi," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman dalam lembar jawaban tertulis RDK OJK, Rabu (17/12/2025).

Baca Juga: Dana Rp 1,32 Triliun Tertahan, Lender Dana Syariah Indonesia Minta Penjelasan

Agusman tak memungkiri bahwa serangan siber berpotensi mengganggu operasional dan kinerja perusahaan multifinance.

Terkait serangan siber yang terjadi di Clipan Finance, sebelumnya Direktur dan Sekretaris Perusahaan CFIN Jahja Anwar pernah menjelaskan kejadian tersebut membuat perusahaan mengambil langkah antisipatif dengan melakukan temporary switch off pada beberapa sistem utama. Langkah itu berdampak pada terganggunya layanan kepada debitur dan sebagian proses operasional.

"Perseroan telah mengalami serangan siber. Sebagai antisipasi, kami melakukan temporary switch off beberapa sistem utama," tulisnya dalam keterbukaan informasi di BEI, Kamis (27/11).

Atas kejadian itu, Jahja menyampaikan Tim Tanggap Insiden Siber (TTIS) CFIN bekerja sama dengan otoritas terkait untuk mengidentifikasi area teknis yang membutuhkan penyesuaian. Proses stabilisasi sistem juga terus berjalan sejak insiden terjadi. CFIN menegaskan bahwa langkah pemulihan dilakukan secara real-time demi meminimalkan gangguan pada layanan utama. 

Baca Juga: Babak Baru Industri Fintech Lending, Dapat Dukungan Asuransi Kredit

Selanjutnya: Momen Libur Panjang Akhir Tahun Berpotensi Dongkrak Kinerja Industri Pergadaian

Menarik Dibaca: Rekomendasi HP Harga Rp 1 Jutaan Bawa RAM 8GB yang Luas, Intip Informasinya di Sini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×