Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
Lalu segmen enterprise banking yang terdiri dari korporasi, komersial, dan institusi keuangan meningkat 15% yoy menjadi Rp 44,3 triliun, dan segmen UMK tumbuh 15% yoy menjadi Rp 35 triliun.
Untuk pembiayaan kendaraan bermotor, Adira Finance tumbuh 12% yoy menjadi Rp 53,9 triliun.
Baca Juga: Meski banyak tantangan, OJK sebut kinerja perbankan di semester I masih positif
Akibat kenaikan biaya dana tersebut, margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) bank ini menurun jadi 8,2% dari 9% di semester I 2018. Adapun biaya kredit (Cost of Credit/COC) perseroan justru sudah menyusut dari 2% yoy menjadi Rp 1,71 triliun dimana rasionya turun dari 2,6% menjadi 2,6%.
Dari sisi kualitas aset juga mengalami sedikit perbaikan. Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross Bank Danamon turun menjadi 3,2% dari 3,3% dari semester I 2018. Adapun NPL net ada di level 2,28%.
Adapun kondisi likuiditas dan permodalan Bank Danamon masih terjaga sehat. Paska penggabungan dengan BNP, CAR konsolidasian da CAR bank only masing-masing berada di level 21,7% dan 22,2%.
Baca Juga: Premi asuransi jiwa turun 10,29% hingga semester I 2019, ini kata OJK
"Likuiditas masih bagus. Kami fokus jaga dana murah dan juga baru merilis obligasi Rp 2 triliun baru-baru ini. Kalau dibutuhkan lagi, kami masih bisa terbitkan obligasi Rp 3 triliun lagi." jelas Satinder.
Sementara itu di semester I, Bank Danamon mencatatkan giro dan tabungan (current account savings accounts/CASA) tumbuh 8%. Sedangkan deposito meningkat sebesar 16%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News