Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Karunia Kanaka sepertinya harus legowo menjalani tahun kambing kayu ini. Pasalnya, BPR yang berbasis di Jawa Barat ini meramal perolehan labanya akan melempem tahun ini. Bahkan, meleset dari target awal tahun yang dipatok sebesar Rp 3 miliar.
Ignatius Riyadi, Direktur Utama BPR Karunia Kanaka mengatakan, sampai Agustus 2015 ini, pihaknya baru meraup untung sebesar Rp 1,550 miliar. Pencapaian ini baru sekitar 50% dari target sepanjang tahun.
“Target laba kami tahun ini Rp 3 miliar. Tidak jauh berbeda dari tahun lalu yang sebesar Rp 2,8 miliar. Namun, itu pun kami pesimistis untuk bisa menyamai tahun lalu, apalagi mencapai target,” ujarnya kepada KONTAN, Senin (7/9).
Menurut Ignatius, perlambatan pertumbuhan laba utamanya dikarenakan meningkatnya biaya dana (cost of fund). Terutama dana-dana dengan skema linkage dari bank mitra yang mengalami kenaikan bunga 100 – 200 basis poin atau berarti 1% - 2%.
Padahal, porsi dana linkage di BPR Karunia Kanaka sebesar Rp 49 miliar atau mencapai 55% dari total sumber dana perseroan. Sedangkan sisanya, berasal dari tabungan, deposito, dan pinjaman. “Ini tidak mudah untuk mencari dana masyarakat,” imbuh dia.
Di sisi lain, lanjut Ignatius, permintaan kredit di masyarakat menurun. Pihaknya biasanya membukukan kredit rata-rata Rp 4 miliar per bulan. Namun, beberapa bulan belakangan menjadi hanya Rp 1,5 miliar sampai Rp 2 miliar per bulan.
Walhasil, total kredit sampai Agustus 2015 ini hanya sebesar Rp 55,78 miliar atau lebih rendah dari yang diperkirakan, yaitu sebesar Rp 60 miliar. “Diperkirakan, kredit sampai akhir tahun nanti cuma tembus Rp 65 miliar atau meleset dari target awal sebesar Rp 68 miliar,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News