Reporter: Andri Indradie | Editor: Test Test
JAKARTA. Standard Chartered Bank (Stanchart) Indonesia menggandeng United States Agency for International Development (USAID) alias Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (AS) untuk meningkatkan penyaluran kreditnya ke sektor usaha kecil menengah (UKM). Nilai kerjasama ini mencapai US$ 19,2 juta atau sekitar Rp 170,88 miliar.
Duta besar AS untuk Indonesia Scot Marciel mengatakan, perjanjian ini akan berlangsung hingga 2015. Dia berharap, melalui kerjasama ini USAID bisa mendorong pembukaan lapangan kerja baru dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Kami akan mendukung para wirausahawan Indonesia," kata Marciel, Kamis (30/9).
Menurut Tom Aaker, Direktur Utama Stanchart Indonesia, saat ini sektor UKM menjadi kekuatan perekonomian Indonesia. Makanya, Stanchart tidak ingin ketinggalan terjun menyalurkan kredit ke sektor UKM. Meski begitu, bukan berarti pengucuran kredit Stanchart meninggalkan sisi kehati-hatian bank. "Kami akan menyeleksi penerima pinjaman. Yang jelas, kami ingin memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di mana kami berada, khususnya Indonesia," tegasnya.
Aaker menambahkan, Grup Stanchart hingga akhir 2009 mencatat pertumbuhan kredit UKM sebesar 14%. Selama semester I - 2010, pertumbuhan kredit UKM naik 7%.
General Manager SME Banking Stanchart Indonesia Micha Tampubolon menambahkan, plafon kredit UKM Stanchart rata-rata sebesar Rp1 miliar - Rp 2 miliar. Micha berharap, kerjasama Stanchart dan USAID nanti bisa menjaring sekitar 200 nasabah.
Hingga saat ini, total nasabah komersial dan UKM Stanchart Indonesia tercatat sebanyak 3.900 nasabah. "Kredit kami umumnya tersalurkan untuk usaha yang omzet penjualannya di bawah Rp 5 miliar dan memiliki jumlah karyawan kurang dari 200 tenaga kerja," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News