Reporter: Andri Indradie | Editor: Test Test
JAKARTA. PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) optimistis kreditnya hingga akhir 2010 bisa tumbuh 30% dari tahun 2009. Per Desember 2009, kredit BII tercatat Rp 39,6 triliun. Artinya, akhir 2010 BII berharap kredit bisa mencapai Rp 51,48 triliun.
"Kami yakin angka itu bisa tercapai, meski BII memilih konservatif dan fokus pada pengembangan aset, penguatan modal, manajemen risiko, dan pengembangan jaringan," ujar Direktur Utama BII Ridha Wirakusumah, Rabu (22/9).
Per Juni 2010, BII mencatat laba bersih Rp 326 miliar dari rugi bersih Rp 363 miliar di perode yang sama tahun 2009. Total kredit per semester I 2010 tumbuh 33% menjadi Rp 47,3 triliun. "Kredit usaha kecil dan menengah (UKM) dan komersial masih menjadi penopang utama," imbuh Ridha.
Direktur UKM, Komersial, & Syariah BII Jenny Wiriyanto menambahkan, per Juni 2010, porsi UKM dan komersial menyumbang 37% dari total kredit senilai Rp 17,5 triliun. Sampai akhir tahun, Jenny yakin kredit UKM dan komersial akan tumbuh 25% atau mencapai Rp 21,88 triliun.
"Penguatan kredit UKM ditopang supply chain yang memberi solusi keuangan end to end kepada nasabah. Selain itu kami juga menguatkan channeling dengan koperasi dan BPR (Bank Perkreditan Rakyat) dan menambah jaringan," tegas Jenny. Lonjakan kredit juga tak membuat non performing loan BII menanjak. Saat ini NPL nett BII di bawah 2%.
Soal bisnis syariah, BII berencana menggabungkan unit usaha syariah BII dengan Maybank Indocorp. Saat ini, penggabungan masih diproses oleh Bank Indonesia (BI). "Penggabungan lebih efektif dan efisien. Kami berharap prosesnya bisa selesai tahun depan," tegas Ridha.
Menurut rencana awal, UUS BII Syariah akan menangani bisnis ritel sedang Maybank Indocorp yang sedang mengajukan izin bank syariah akan menangani bisnis korporasi. Direktur Perbankan Syariah BI Mulya Efendi Siregar bilang belakangan BII mengubah rencananya. "Kami sudah bertemu membahas hal ini sebelum lebaran," tutur dia
UKM khusus wanita
BII juga terus menggenjot inovasi. Terakhir, bank ini menyediakan pembiayaan UKM khusus wanita. Dalam penyaluran kredit, BII bekerja sama dengan International Finance Corporation (IFC).
VP Human Resources & Communications IFC Dorothy Berry menjelaskan, tujuan pembiayaan ini adalah memfasilitasi dna memberdayakan wanita dalam wirausaha. Apalagi, selama ini, wanita masih sulit mengakses kredit ke perbankan. "Padahal wanita merupakan pasar potensial bagi bank," tutur Dorothy.
Sayangnya, baik IFC maupun BII enggan menyebut berapa nilai kerja sama pembiayaan dan besaran bunga yang akan dikenakan dalam penyaluran kredit tersebut. Ridha bilang akan membuka informasi saat peluncuran produk ini yang rencananya akan dilakukan sebelum akhir 2010. "Yang pasti, BII akan menerapkan bunga yang kompetitif di pasar," papar Ridha.
Senada dengan Ridha, Country Manager IFC Adam Sack mengaku belum dapat mengatakan besarnya pembiayaan yang akan dikucurkan. "Sekarang ini poin pentingnya adalah penandatangan dan tujuan atau sasaran dari kerjasama ini, yaitu memberdayakan wanita memperoleh akses kredit dari lembaga keuangan," tegas Adam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News