Reporter: Aprillia Ika | Editor: Test Test
KUALA LUMPUR. Malayan Banking Berhad (Maybank) mencetak rekor laba bersih tertinggi selama 50 tahun bank ini berdiri. Jumat (20/8), Maybank melaporkan, laba bersih bank BUMN terbesar di Malaysia ini naik lima kali lipat dari laba bersih tahun 2009 yang sebesar RM 691,9 juta atau Rp 1,99 triliun (kurs RM 1 = Rp 2.876,76) menjadi RM 3,82 miliar atau sekitar Rp 10,99 triliun.
Presiden dan CEO Maybank Dato' Sri Abdul Wahid Omar menyebutkan, laba sebelum pajak Maybank per Juni 2010 mencapai RM 5,37 miliar atau Rp 15,45 triliun. Angka ini melejit 221,56% dibanding periode yang sama 2009 sebesar RM 1,67 miliar atau Rp 4,8 triliun. "Tahun lalu, pendapatan Maybank turun karena dampak impairment charge sebesar RM 1,97 juta ketika mengakuisisi PT Bank International Indonesia Tbk (BII) dan MCB Bank," ujarnya. Alhasil, harga saham Maybank turun.
Anak usaha Maybank di Indonesia, BII memberikan kontribusi signifikan terhadap rekor laba bersih Maybank. Pada semester I - 2010 lalu, laba sebelum pajak BII mencapai Rp 607 miliar, naik tiga kali lipat dari sebelumnya Rp 146 miliar. Adapun laba bersih BII pada semester I - 2010 mencapai Rp 498 miliar, angka ini meroket hampir 35 kali dari laba bersih periode sebelumnya Rp 14 miliar. Sekadar informasi, kinerja BII tahun lalu yang dikonsolidasikan terhadap kinerja Maybank adalah periode pasca akuisisi BII, yaitu Oktober 2008 - Juni 2009.
Kinerja BII yang cemerlang ini disumbangkan oleh pertumbuhan segmen konsumsi yang mencapai 37%, usaha kecil dan menengah (UKM) tumbuh 36%, dan korporasi tumbuh 33%. Unit usaha pembiayaan kendaraan bermotor, yaitu WOM Finance, yang menyumbang keuntungan yang tidak sedikit. Pada Juni 2010, laba bersih WOM Finance meroket 742,86% dari laba bersih Juni 2009 sebesar Rp 14 miliar.
Prospek cerah
Maybank menargetkan, bisnisnya di Malaysia akan tumbuh 12% pada periode Juni 2010 hingga Juni 2011. Adapun pertumbuhan bisnis di Indonesia ditargetkan tumbuh sebesar 24% dan Singapura 5%. Untuk itu, Maybank akan menggenjot pendapatan BII dari sisi syariah, dari sektor konsumsi, dan memperkuat segmen UKM.
"Prospek Indonesia sangat bagus. Kami optismistis BII akan mencapai target tersebut," ujar Abdul Wahid Omar.Direktur Utama BII Ridha Wirakusumah mengatakan, pada periode Januari - Desember 2010 ini BII mematok target pertumbuhan 26%. "Pertumbuhan terjadi karena pertumbuhan kredit lebih tinggi ketimbang pertumbuhan dana pihak ketiga," kata Ridha.
Ia juga menyiapkan rencana ekspansi jaringan sebanyak 450 cabang dalam tiga tahun ke depan. "Rata-rata satu cabang bisa BEP dalam 8 bulan hingga 4 tahun," kata Ridha. Sejak Januari hingga Juni 2010, BII telah membuka 19 cabang. Rencananya, 70 cabang lagi akan dibuka sampai 2011. Saat ini, BII sudah memiliki 285 cabang.
Maybank mengaku siap menyuntikkan dana untuk membiayai ekspansi BII. "Asal menguntungkan," kata Abdul Wahid Omar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News