kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.503.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.538   -26,00   -0,17%
  • IDX 7.761   25,89   0,33%
  • KOMPAS100 1.207   4,86   0,40%
  • LQ45 964   5,17   0,54%
  • ISSI 233   0,32   0,14%
  • IDX30 495   2,78   0,56%
  • IDXHIDIV20 594   3,64   0,62%
  • IDX80 137   0,57   0,42%
  • IDXV30 143   0,37   0,26%
  • IDXQ30 165   0,90   0,55%

Bisnis Bancassurance Perbankan Ikut Terdampak Premi Asuransi yang Lesu


Kamis, 21 September 2023 / 20:09 WIB
Bisnis Bancassurance Perbankan Ikut Terdampak Premi Asuransi yang Lesu
ILUSTRASI. Petugas Bancassurance Specialist melayanai nasabah pada konter asuransi jiwa di kantor cabang sebuah bank di Jakarta, Kamis (4/11). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/04/11/2021.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan premi asuransi secara industri yang tercatat menurun, turut berdampak pada bisnis bancassurance perbankan. Hal tersebut dirasakan oleh beberapa pemain yang memiliki bisnis tersebut sebagai bagian dari fee based income (FBI).

Seperti diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan kinerja akumulasi pendapatan premi sektor asuransi hingga Juli 2023 mengalami kontraksi sebesar 2,34% secara year on year (YoY) mencapai Rp 177,13 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Premi asuransi jiwa juga terkontraksi 7,85% YoY menjadi sebesar Rp 102,12 triliun per Juli 2023, hal ini disebut Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono akibat normalisasi lini usaha PAYDI.

PT Bank tabungan Negara (BTN) juga mengakui, bisnis bancassurance di BTN turut mengalami penurunan disebabkan penghentian pemasaran beberapa produk unitlink sebagai bentuk governance BTN dan mitra asuransi atas SE OJK PAYDI.

Baca Juga: Kredit Perbankan Ke Sektor Swasta Lebih Mendominasi Dibandingkan BUMN

Kepala Divisi Wealth Management Bank BTN, Frengky Rosadrian menyampaikan, per Agustus 2023, Bisnis Bancassurance menghasilkan lebih dari 45.000 polis. Secara keseluruhan, FBI bancassurance mengalami penurunan sekitar 30% secara yoy.

"Saat ini Bancassurance berkontribusi 24% dari total FBI all product non banking yang dijual di Bank BTN. Prospek bisnis bancassurance terlihat masih bagus terlebih lagi dengan diterbitkannya SE OJK PAYDI yang melindungi nasabah dan membuat nasabah lebih percaya diri untuk membeli produk asuransi terutama unitlink," kata Frengky kepada kontan.co.id.

Menurutnya, di tahun ini meskipun tren cenderung menurun namun pihaknya optimis akan ada akselerasi yang baik sampai dengan akhir tahun melalui peluncuran beberapa produk baru di tahun 2023, di antaranya produk single premium unit linked (SPUL) yang baru saja diluncurkan awal Agustus 2023.

Untuk diketahui, saat ini Bank BTN memiliki 4 mitra asuransi yaitu Sinarmas MSIG, Zurich, IFG dan Binagriya Upakara

Dalam upaya memacu bisnis bancassurance, perseroan akan terus melakukan penetrasi dan literasi kepada seluruh nasabah BTN dan memperluas target market termasuk ke segmen debitur KPR melalui produk-produk proteksi yang terjangkau.

EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F Haryn juga bilang kalau memang fee based income bancassurance BCA ikut terpengaruh dengan kondisi pasar.  Hanya saja, ia tak mau menyebutkan secara detail apakah bisnis bancassurance di BCA mengalami penurunan atau tidak.

“Kami menargetkan pertumbuhan fee based income bancassurance bisa tumbuh 15% di tahun ini,” ujar Hera.

Baca Juga: BNI dan JCB Luncurkan Kartu BNI JCB Ultimate, Apa Kelebihannya?

Ia bilang target tersebut akan dicapai dengan upaya bank untuk terus mengkaji dan mempertimbangkan berbagai produk yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah dan pasar.

Adapun GM Wealth Management BNI Henny Eugenia mengakui, secara umum terjadi penurunan penjualan pada produk bancassurance unitlink di tahun ini, terutama disebabkan oleh adanya shifting ke produk asuransi endowment atau non unitlink. Kendati begitu, ia tidak mau membeberkan secara detail berapa angka penurunannya. 

Di sisi lain, Henny menjelaskan, penjualan bancassurance pada produk-produk tradisional, khususnya dengan regular premi mengalami peningkatan sebesar 20,4% dibanding tahun lalu. 

"Hal ini diharapkan akan menutup penurunan di produk unitlink tahun ini," katanya.

"Fee based income dari produk asuransi tradisional dengan regular premi mengalami peningkatan 13,3%. Sementara untuk unitlink masih tertekan seiring dengan tren yang terjadi di industri asuransi. Potensi bisnisnya masih cukup besar, mengingat masih banyak masyarakat yang belum sadar pentingnya produk proteksi," ungkapnya.

Henny menyebut, pada tahun ini, BNI akan lebih fokus pada penjualan produk asuransi jiwa non unitlink.  Terlihat tren masyarakat lebih mencari produk yang bisa memberikan nilai pasti tanpa melihat naik turunnya hasil investasi karena fokus nasabah lebih untuk proteksi.

Produk regular premi unggulan BNI yaitu Steady Protection+ yang merupakan produk yang mengalami peningkatan penjualan signifikan, yakni 160% secara yoy pada Juli 2023.

Khusus untuk bancassurance channel In Branch yang merupakan bagian dari wealth management offering, BNI merangkul PT BNI Life Insurance sebagai mitra strategis yang memiliki variasi produk cukup lengkap baik unitlink maupun tradisional.  

Untuk mendorong bisnis bancasurance, BNI menyediakan layanan bancassurance di seluruh channel cabang dan wilayah, baik melalui relationship manager untuk nasabah Emerald, sales team bahkan juga non sales staff bisa mereferalkan nasabah kepada bancassurance specialist BNI life yang ada di cabang.

"Selain itu untuk segmen retail nasabah juga bisa membeli produk asuransi melalui BNI Mobile Banking. Untuk terus mengikuti kebutuhan nasabah yang dinamis BNI Bersama BNI Life akan terus mengembangkan produk-produk baru termasuk melalui digital channel," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK

[X]
×