kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Bakal Terus Menurun, Premi Asuransi Jiwa Masih Tergerus Kinerja PAYDI


Minggu, 06 Agustus 2023 / 11:46 WIB
Bakal Terus Menurun, Premi Asuransi Jiwa Masih Tergerus Kinerja PAYDI
ILUSTRASI. Kinerja premi pada industri asuransi jiwa di Tanah Air belum menunjukkan perbaikan./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja premi pada industri asuransi jiwa di Tanah Air belum menunjukkan perbaikan. Bahkan, trennya malah semakin menurun di Juni 2023 dari posisi Mei 2023.

Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ogi Prastomiyono mengatakan bahwa premi asuransi jiwa masih terkontraksi hingga Juni 2023.

“Premi akumulasi asuransi jiwa melanjutkan tren penurunan sebesar 9,94% year on year (yoy) dengan nilai Rp 86,02 triliun per Juni 2023,” ujarnya dalam Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK, Kamis (3/8).

Baca Juga: Kontribusi Premi Zurich Syariah Masih Didominasi Kredit Kendaraan Bermotor

Jika melihat pada posisi Mei 2023, akumulasi premi asuransi jiwa juga tampak merosot 8,08% yoy menjadi Rp 71,9 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Ini didorong oleh normalisasi di lini usaha PAYDI (produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi atau unitlink),” kata Ogi.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu menyampaikan berdasarkan data OJK tersebut, tren penurunan premi ini memang sudah diprediksi semenjak regulasi unitlink yang baru diterbitkan.

Asal tahu saja, OJK kembali mengizinkan industri asuransi jiwa menjual produk PAYDI setelah melakukan penyesuaian yang tertuang di dalam Surat Edara OJK (SEOJK) Nomor 5 Tahun 2022 yang mulai berlaku Maret 2023.

Togar mengungkapkan bahwa tren penurunan premi ini bakal terus berlanjut hingga menyentuh titik terendahnya, dan bahkan bisa terus tergerus dari level Juni 2023 ini yang terkoreksi hampir 10%.

“Kapan premi bisa menunjukan tren positif? Menurut saya, setelah tren penurunan premi unitlink mencapai titik terendahnya dan premi produk tradisional mencapai tren kenaikan optimal,” ungkapnya.

Dia bilang, kemungkinan di tahun 2026 premi baru menunjukkan performa positif, setelah implementasi Penerapan Penyertaan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 74 adopsi dari IFRS 17.

“Pengaruh premi unitlink sangat dominan selama bertahun-tahun, jadi tren penurunan premi (karena PAYDI) saat ini memang menjadi satu-satunya faktor penyebab,” tandasnya.

Beberapa pemain asuransi jiwa memang merasakan adanya penurunan nilai premi di sepanjang paruh pertama 2023 ini, namun adapula perusahaan yang mencetak pertumbuhan preminya.

PT Asuransi BRI Life misalnya, sampai dengan akhir Juni 2023 membukukan premi baru ekivalen yang yang disetahunkan (Annualized Premium Equivalent/APE) tumbuh 12% yoy menjadi Rp 1,72 triliun.

Baca Juga: OJK: Minat Investor Asing Bidik Perusahaan Asuransi Indonesia Masih Tinggi

“Kami terus mendorong portofolio proteksi sesuai dengan kebutuhan di setiap segmen nasabah di bank BRI, untuk memastikan kesesuaian manfaat yang diberikan dan untuk memitigasi risiko mis-selling,” ujar Direktur Utama BRI Life Iwan Pasila kepada Kontan.

Iwan menjelaskan, portofolio APE dari PAYDI hanya sekitar 10% dari total APE perseroan hingga akhir Juni 2023. Kata dia, pihaknya terus mengupayakan pemenuhan kebutuhan perlindungan asuransi di masing-masing segmen nasabah di Bank BRI.

“Selain itu, fokus pada produk proteksi dengan jangka waktu yang lebih panjang untuk mendorong minat berasuransi jiwa bagi sebagian besar segmen nasabah di Bank BRI,” terangnya.

Sementara itu, PT BNI Life Insurance (BNI Life) membukukan total pendapatan premi terkoreksi sebesar 4% yoy menjadi Rp 2,4 triliun di semester I 2023.

“Pendapatan premi BNI Life ditopang dari premi produk tradisional sebesar 1,84 triliun rupiah yang berkontribusi 77% dari total pendapatan premi,” kata Plt. Direktur Utama BNI Life Eben Eser Nainggolan kepada Kontan.

Eben mengungkapkan, pendapatan premi dari produk unitlink memberikan kontribusi sebesar 23% dari total pendapatan premi BNI Life atau sebesar Rp 561 miliar di semester I 2023.

“Kami menargetkan pendapatan premi sampai akhir tahun Rp 5,9 triliun atau tumbuh 18% dibandingkan pencapaian premi tahun 2022,” ungkapnya.

Eben menambahkan, adapun strategi yang bakal dilancarkan BNI Life untuk mencapai target tersebut antara lain, fokus pada penjualan produk tradisional, karena perusahaan dan calon nasabah masih beradaptasi dengan perubahan produk unitlink.

“Mengadakan program-program marketing untuk mendorong kinerja premi, meningkatkan pengetahuan dan kapasitas pemasar melalui program training yang berkelanjutan dan meningkatkan sinergi dengan BNI,” tambahnya.

Chief Marketing Officer PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali), Vivin Arbianti Gautama menyebutkan premi Generali mencapai lebih dari Rp 1,5 triliun pada semester I 2023. Menurutnya, pencapaian itu masih postif dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Untuk proporsi kontribusinya sendiri pada semester I 2023 masih relatif seimbang antara produk unitlink dan produk tradisional,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×