Reporter: Christine Novita Nababan, Tendi Mahadi | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Prediksi perlambatan bisnis keuangan terjadi juga di industri dana pensiun. Setelah naik pesat tahun lalu, pertumbuhan bisnis industri dana pensiun diprediksi bakal lebih rendah tahun ini.
Asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (ADPLK) memperkirakan, pertumbuhan dana kelolaan industri di tahun ini bakal melambat menjadi hanya 20%. Kehadiran program pensiun dari Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan menjadi salah satu faktornya. Sekadar mengingatkan, BPJS Ketenagakerjaan akan melaksanakan jaminan pensiun mulai 1 Juli 2015.
Nur Hasan Kurniawan, Ketua Harian ADPLK mengatakan, hingga akhir tahun lalu dana kelolaan industri dana pensiun lembaga keuangan mencapai Rp 35 triliun. Jumlah ini meningkat nyaris 30% dibanding realisasi di tahun sebelumnya.
Namun sampai akhir tahun ini, ia memperkirakan, dana kelolaan industri hanya akan tumbuh sampai Rp 42 triliun. "Sebenarnya masih tumbuh tapi tidak sekencang dulu," katanya, Kamis (4/3).
Meski dibayangi oleh kehadiran program pensiun BPJS, menurut dia, minat investor masuk menaruh dana DPLK masih tetap ada. Bahkan ada perusahaan DPLK asing yang berminat dan menanyakan kondisi industri di Indonesia ke asosiasi. Namun, ia belum bisa memperkirakan apakah akan ada penambahan perusahaan DPLK lagi tahun ini.
Hingga saat ini, ada 24 perusahaan DPLK yang beroperasi di Indonesia. Perusahaan yang terakhir masuk ke bisnis ini adalah PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia.
Terobosan
Meski pertumbuhan diprediksi mengecil, DPLK Tugu Mandiri masih yakin bisa menghimpun dana kelolaan Rp 1,2 triliun hingga akhir 2015. Itu berarti, DPLK ini membidik target pertumbuhan 30% dibandingkan pencapaian tahun lalu, yakni sebesar Rp 920 miliar.
Fauzi Arfan, Pejabat Sementara Direktur Utama Tugu Mandiri mengatakan, pihaknya menyiapkan strategi untuk mendongkrak dana kelolaan. Pertama, menawarkan program pensiun iuran pasti (PPIP) pada nasabah ritel.
Ini merupakan terobosan baru. Selama ini, DPLK Tugu Mandiri banyak melakukan bisnis pensiun kepada nasabah korporasi melalui jalur distribusi business to business. "Sekarang, kami akan menyasar nasabah ritel," ujarnya, akhir pekan lalu.
Kedua, menggandeng bank mitra untuk menyalurkan produk pensiun kepada nasabah ritel. Hal ini sudah dilakukan unit usaha PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri tersebut dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk baru-baru ini.
"Sebetulnya, bank mulai menyadari program-program pensiun sangat menarik sebagai produk simpanan jangka panjang. Mereka mulai mendekati industri dana pensiun. Tugu Mandiri masih akan menjajaki kerja sama dengan bank-bank lain," tutur Fauzi.
Selain strategi tersebut di atas, lanjut Fauzi, pihaknya juga akan getol memasarkan program pensiun untuk kompensasi pesangon (PPUKP) kepada perusahaan-perusahaan migas. Selain potensinya yang besar, DPLK Tugu Mandiri mengklaim, piawai menggarap perusahaan migas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News