kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis Wealth Management BNI Catat Pertumbuhan Fee Based Income Hingga 20% per Juni


Selasa, 30 Agustus 2022 / 13:46 WIB
Bisnis Wealth Management BNI Catat Pertumbuhan Fee Based Income Hingga 20% per Juni
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah di Bank BNI Jakarta,


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk terus memacu bisnis wealth management. General Manager Divisi Wealth Management BNI Henny Eugenia mengatakan peningkatan bisnis wealth management telah menyumbang peningkatan pendapatan berbasis komisi alias fee based income 20% di paruh pertama 2022.

"Kami optimistis pertumbuhan fee based income (FBI) akan terus meningkat melihat semakin banyak nasabah yang teredukasi mengenai produk investasi melalui berbagai channel antara lain media sosial, dan didukung dengan adanya kemudahan bertransaksi melalui mobile banking BNI utk produk-produk investasi baik reksadana maupun obligasi ritel perdana.  Hal ini terlihat dari meningkatnya transaksi produk investasi di mobile banking sebanyak 10 kali lipat pada semester 1-2022," ujarnya kepada Kontan.co.id pada Senin (29/8).

Baca Juga: BNI Punya 2 Produk Tabungan Anak, Setoran Awal Mulai Dari Rp 100.000

Ia melanjutkan, pana kelolaan tumbuh Rp 11 triliun secara tahunan hingga Juli 2022. Pada tahun ini, BNI melihat pertumbuhan AUM didorong oleh peningkatan pada portfolio investasi.  

Lantaran nasabah mulai beralih ke produk investasi dengan tujuan untuk mengoptimalkan return dari portfolio yang dimiliki ditengah tingkat suku bunga yang masih rendah di semester awal 2022.

"Tidak dapat dipungkiri terdapat beberapa nasabah yang mulai mencoba masuk ke instrument investasi dan memindahkan dananya dari dana pihak ketiga (DPK) untuk mendapatkan return yang lebih tinggi, namun untuk nasabah dengan profil konservatif tetap menjadikan DPK sebagai pilihan utama dalam menempatkan dananya di BNI," paparnya.

Ia menyebut, DPK juga tetap diperlukan sebagai bagian dari cash flow bahkan untuk nasabah yang agresif sehingga tetap bisa tumbuh seiring bersama dengan aum produk investasi.

Selain itu strategi BNI untuk  terus mendorong  transaksi melalui BNI mobile banking juga menjaga DPK tumbuh tetap positif, selain juga yang berasal dari upselling dan akuisisi nasabah baru.

Baca Juga: Wacana Penggabungan BNI-BTN Dinilai Merusak Kepercayaan Publik

Henny mengatakan seiring dengan tren kenaikan tingkat suku bunga acuan, kami melihat ada potensi pertumbuhan DPK yang akan meningkat sampai dengan akhir tahun.

Namun demikian instrument investasi seperti obligasi dan reksadana yang  berpotensi memberikan return lebih tinggi merupakan bagian dari pengelolaan kekayaan yang akan terus bertumbuh seiring dengan semakin banyaknya nasabah high affluen di Indonesia.

"Atas hal tersebut kami melihat dana kelolaan wealth management tetap dapat tumbuh positif dibandingkan tahun sebelumnya," pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×