Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk atau BNI berencana untuk menyuntikan modal ke anak usaha. Salah satunya yakni PT Bank BNI Syariah.
Direktur Utama BNI Achmad Baiquni menuturkan, pihaknya berniat untuk menyuntikan modal sebesar Rp 500 miliar untuk anak usaha syariahnya tersebut.
Rencana penyuntikan modal tersebut diharapkan mampu mendorong fokus bisnis BNI syariah yakni pembiyaan segmen menengah dan konsumer. "Aksi korporasi tersebut ditargetkan dapat terealisasi pada Kuartal IV 2017 menjelang tutup tahun," ujar Baiquni saat ditemui di Jakarta, Kamis (5/10) malam.
Salah satu pertimbangannya antara lain melihat rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) BNI Syariah yang cenderung membaik. Serta, penyaluran pembiayaan BNI Syariah yang tumbuh signifikan.
Plt Direktur Bisnis BNI Syariah Dhias Widhiyati mengatakan, nantinya tambahan dana segar dari induk tersebut akan dipakai sebagian besar untuk mendorong layanan berbasis teknologi. "Seperti persiapan BNI Syariah menuju digital syariah banking," ujarnya kepada KONTAN, Minggu (8/10).
Sekadar informasi saja, merujuk laporan keuangan kuartal II 2017, BNI Syariah saat ini memiliki modal inti sebesar Rp 2,6 triliun atau masuk dalam BUKU II. Sementara, rasio permodalan BNI Syariah juga masih terjaga di angka 14,7%.
Sementara dari sisi penyaluran pembiayaan, tercatat BNI Syariah sampai dengan bulan Agustus 2017 telah berhasil membukukan pertumbuhan sebesar 19,1% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 22,56 triliun.
Sementara dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun sebesar Rp 27,14 triliun atau meningkat 20,54% yoy.
Sebelumnya, Dhias mengungkapkan sampai akhir tahun pihaknya menarget penyaluran pembiayaan mampu mencapai Rp 23,8 triliun. Sementara DPK dipatok mampu menembus angka Rp 28 triliun hingga akhir tahun 2017.
Sementara untuk NPF, diproyeksikan mampu berada di level 3% hingga tutup tahun. Per Juni 2017, NPF BNI Syariah berada di level 3,38% secara gross atau naik dari posisi Juni 2016 2,8%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News