Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank pelat merah terus mendorong pemulihan (recovery) dari kredit-kredit bermasalah yang hapus buku di samping terus berupaya memperbaiki kualitas aset. Hal itu dilakukan untuk menekan kerugian.
Sepanjang semester I 2019, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI, anggota indeks Kompas100 ini) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI, anggota indeks Kompas100 ini) berhasil mencatatkan tingkat pertumbuhan pendapatan dari recovery kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) yang telah hapus buku alias write off.
BNI mencatatkan write off sebesar Rp 3,76 triliun di paruh pertama tahun ini atau turun 12% dari periode yang sama tahun 2018 sejalan dengan penurunan NPL perseroan dari 2,1% jadi 1,8% atau sebesar Rp 9,02 triliun.
Baca Juga: Bank Mandiri raup pendapatan Rp 1,91 triliun dari pemulihan kredit bermasalah
Dari NPL yang hapus buku itu, BNI berhasil memulihkan Rp 1,13 triliun atau dengan recovery rate 30%. Sedangkan pada semester I 2018, perseroan hanya mencatat pemulihan Rp 1,04 triliun atau hanya 24,5% terhadap total write off.
Sedangkan Bank Mandiri seperti dikutip dari materi analyst meeting perseroan, mencatatkan recovery rate 36,6% pada paruh pertama 2019 atau meningkat dari semester I tahun sebelumnya yang hanya 24,2%.
Sama seperti BNI, bank ini juga mencatatkan penurunan kredit bermasalah yang hapus buku sebesar 35,7% dari Rp 8,16 triliun menjadi Rp 5,24 triliun sejalan dengan mengempisnya rasio NPL perseroan dari 3,1% menjadi 2,6%. Total pendapatan yang dibukukan Bank Mandiri dari pemulihan write off itu mencapai 1,91%.
Baca Juga: Bank BNI berhasil pulihkan Rp 1,13 triliun dari NPL yang sudah hapus buku
Direktur Managemen Risiko, Bob Tyasika Ananta mengatakan, pihaknya cukup optimistis sampai akhir tahun bisa melakukan pemulihan terhadap kredit yang telah hapus buku tumbuh double digit.