Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) memperkuat pembiayaan di sektor hijau atau green banking sebagai wujud dukungan terhadap pembiayaan berbasis Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola atau Environmental, Social, and Governance (ESG).
Sekretaris Perusahaan BNI Okki Rushartomo mengungkapkan, BNI akan menyalurkan sejumlah pembiayaan korporasi kepada beberapa proyek seperti industri pupuk dan industri ketenagalistrikan. Langkah ini dilakukan melalui skema sustainabilty linked loan maupun green loan.
“Besarnya pembiayaan ESG di BNI membuktikan keseriusan kami dalam mendukung target pemerintah menuju net zero emission maupun program-program prioritas lainnya,” kata Okki dalam keterangannya, Jumat (7/2).
Per Desember 2025, pembiayaan berkelanjutan BNI tumbuh 5,2% menjadi Rp 190,5 triliun dari Rp181,1 triliun tahun sebelumnya. BNI menargetkan outstanding kredit berkelanjutan hingga akhir 2025 akan mencapai Rp199,67 triliun.
Baca Juga: Siap-siap, BNI Bakal Rogoh Kocek Rp 905 Miliar untuk Buyback Saham
Pada 2024, sebanyak Rp117 triliun pembiayaan ESG disalurkan kepada sektor yang terkait dengan pemberdayaan sosial dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). BNI juga mendukung pengelolaan sumber daya alam hayati dan pemanfaatan lahan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sebesar Rp32,4 triliun.
Selain itu, kata Okki, portofolio pada sektor energi terbarukan pada 2024 mencapai Rp13 triliun, pembiayaan lain terkait air berkelanjutan dan manajemen limbah air mencapai Rp25,1 triliun. Sisanya, sebesar Rp2,9 triliun disalurkan kepada sektor terkait upaya pengurangan polusi.
Menurut Okki, pencapaian tersebut menunjukkan bahwa BNI terus berkomitmen untuk menginternalisasi prinsip-prinsip keberlanjutan, salah satunya dengan komitmen pembiayaan untuk aktivitas keberlanjutan. Langkah ini sejalan dengan target BNI dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) tahun 2028 dan pembiayaan NZE pada 2060.
Di sisi lain, perseroan juga berkomitmen untuk mendukung pembiayaan berkelanjutan dalam rangka memitigasi dampak perubahan iklim yang selaras dengan target nol emisi karbon Indonesia pada tahun 2060 atau lebih cepat.
“Green Ekonomi merupakan salah satu komitmen jangka panjang BNI dan kami berupaya untuk berkontribusi dalam pembiayaan proyek-proyek hijau untuk mewujudkan Indonesia berwawasan lingkungan di masa depan,” terangnya.
Baca Juga: BNI Terlibat Aktif Dalam Upaya Mencetak SDM Berdaya Saing
Okki mengatakan, BNI menetapkan sejumlah persyaratan bagi debitur yang menjalankan usaha dalam Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB) sesuai regulasi yang berlaku. Persyaratan ini mencakup jenis proyek yang dibiayai, berikut dengan persyaratan sertifikasi atau pun validasi saat ini.
BNI juga melakukan pembiayaan sektor keberlanjutan berdasarkan KKUB, di mana KKUB mencakup Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) dan Kegiatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Implementasi ESG menjadi fokus kami dalam menyalurkan pembiayaan sekaligus menegaskan posisi kami sebagai pionir dalam implementasi keuangan berkelanjutan,” pungkas Okki.
Selanjutnya: Trump: Israel akan Serahkan Gaza Pasca Perang Berakhir, Pasukan AS Tak Diperlukan
Menarik Dibaca: Berikut Tips Jitu Cegah Depresiasi Harga Mobil Saat Dijual Kembali
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News