Reporter: Roy Franedya | Editor: Johana K.
JAKARTA. Rencana pengembangan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI Syariah menjadi Bank Usaha Syariah (BUS) tinggal selangkah lagi. Anak usaha Bank BNI ini telah menandatangani akta pemisahan unit usaha syariah pada tanggal 22 maret 2010 lalu.
Direktur Utama BNI Syariah Risqullah mengatakan, saat ini pihaknya tinggal menunggu pengesahan dari Kementrian Hukum dan HAM. "Setelah dapat izin dari Kementrian itu, kami segera mengajukan permohonan izin operasional kepada Bank Indonesia (BI). Akta pemisahaan ini adalah salah satu persyaratan untuk menjadi BUS. Mudah-mudahan tahun ini keluar izinnya," Ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Perbankan Syariah BI Ramzi A Zuhdi pernah mengatakan, bahwa BI belum nenerima pengajuan izin operasional dari BNI Syariah."Kami telah mengeluarkan izin prinsip pembentukan BUS pada Februari lalu. Tapi kami belum menerima pengajuan izin usahanya sebagai syarat untuk operasional," ujarnya.
Tahun ini, BNI Syariah menargetkan pembiayaan sebesar Rp 4,93 triliun. Angka ini naik 50,67% dari pembiayaan tahun sebelumnya sebesar Rp 3,27 triliun. "Untuk mencapai target tersebut kami akan melakukan penetrasi pasar secara maksimal melalui 57 cabang kami dan office chanelling," tambah Risqullah.
Nah, untuk sumber pendanaanya, BNI Syariah akan memperbesar dana murah. Tahun ini BNI Syariah menargetkan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 5,18 triliun atau naik 24,22% dari DPK tahun lalu sebesar Rp 4,17 triliun. dana murah akan mengambil porsi 57,53%, sisanya, dana mahal 42,47%. Tahun lalu, dana murah mencapai 48,64% dan dana mahal 51,35%.
Selain itu, BNI Syariah menargetkan perolehan laba hingga Rp 64 miliar sepanjang 2010 ini. Tahun lalu, BNI Syaraiah mengalami
kerugian sebesar Rp 171,91 miliar. Kerugian ini akibat adanya spin off UUS menjadi BUS.
BNI juga melakukan pembersihkan pembiayaan bermasalah di UUS itu. Akibatnya nilai pencadangan yang dibentuk BNI naik mencapai Rp 345,7 miliar, melonjak 346% dibandingkan tahun 2008 yang hanya Rp 77,5 miliar. Padahal di tahun 2008 unit usaha ini masih mampu meraih laba bersih Rp 34,4 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News