kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bonus demografi menjadi peluang bagi pembiayaan perumahan


Senin, 19 Oktober 2020 / 18:22 WIB
Bonus demografi menjadi peluang bagi pembiayaan perumahan


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. BP Tapera menilai bonus demografi yang terjadi di Indonesia pada sekitar tahun 2020-2030 akan membuat kebutuhan akan rumah meningkat pesat. Hal ini tentu memunculkan potensi bisnis yang luar biasa bagi pengembang dan juga perbankan dalam sisi pembiayaan perumahan.

Bonus demografi di Indonesia diperkirakan terjadi pada tahun 2025 dengan rasio ketergantungan penduduk mencapai titik terendah yaitu 44,2. Artinya,  setiap 100 orang yang bekerja menanggung 44 orang yang tidak bekerja. Bonus demografi ini menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Komisioner BP Tapera Adi Setianto menyakini, hadirnya BP Tapera di sisi demand side mampu menyediakan potential buyer untuk sektor perumahan sehingga akan jadi salah satu penggerak pertumbuhan sektor sekunder di Indonesia.

“Tumbuhnya sektor sekunder di Indonesia, diyakini mampu membuka lapangan usaha dan menyerap tenaga kerja pada sektor tersebut. Pertumbuhan tersebut juga dapat mendorong investasi dan inovasi teknologi pada sektor sekunder,” ujar Adi dalam diskusi virtual, Senin (19/10).

Tapera sudah mulai siap menangkap besarnya potensi bonus demografi itu dengan cara membuka akses dan kemudahan bagi siapa saja yang ingin mejadi peserta dan mendapatkan manfaat dari kepesertaannya. 

Baca Juga: Analis: Omnibus law dapat menjadi angin segar bagi emiten sektor properti

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) telah siap untuk menjadi mitra BP Tapera dalam mengakselerasi kepemilikan hunian yang terjangkau bagi masyarakat Indonesia. Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Sis Apik Wijayanto menyakini kerjasama tersebut dapat lebih mendorong pertumbuhan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR). Hal tersebut terutama dengan adanya Program kerjasama berupa Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahaan (FLPP).

Ia bilang, bonus Demografi yang dapat menjadi peluang bagi BNI untuk meningkatkan BNI Griya. Jumlah penduduk yang semakin bertambah, terutama millenial, akan diiringi dnegan kenaikan kebutuhan rumah."Kami selalu siap mensupport program Pemerintah untuk pemenuhan rumah masayarakat terutama milenial," ujarnya.

Program yang ditawarkan adalah BNI Griya Komersil dan BNI Griya Subsidi Pemerintah. Untuk program komersil, saat ini BNI Griya menawarkan suku bunga ringan mulai 4,74% pa efektif dan opsi angsuran bayar bunga saja hingga 2 tahun pertama yang merupakan salah satu bentuk kemudahan calon debitur agar tetap dapat memiliki rumah khususnya di masa pandemi covid19. 

Pengajuan KPR juga dapat dilakukan secara online melalui www.bni.co.id, BNI mobile banking atau eFormBNIGriya.  Sedangkan untuk KPR Subsidi pemerintah diantaranya terdapat Program FLPP, Program SSB, Program BP2BT, dan Program BPJSTK MLT. Bank Negara Indonesia juga menyalurkan kredit konstruksi untuk pengembang dengan skema paket kerja sama pembiayaan pembangunan perumahan sampai penjualan.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum DPP REI Paulus Totok Lusida menuturkan potensi bonus demografi sangat besar bagi bisnis sektor perumahan. Untuk itu perlu kerja sama strategis dari pemerintah, BP Tapera, perbankan dan pengembang dalam memanfaatkan peluang tersebut.

Menurut Totok kerja sama yang perlu dilakukan salah satunya, BP Tapera harus menempatkan dana Tapera di bank, dengan begitu bank memiliki kecukupan likuiditas untuk menurunkan suku bunga KPR. Pemerintah juga perlu menjamin agar bunga pinjaman dari dana jangka panjang tersebut tidak tinggi (sama dengan tingkat inflasi).

“Ketersediaan dana ini diharapkan dapat mendukung penyediaan rumah bagi kelompok milenial, ASN, TNI, Polri, dan kelompok masyarakat kelas menengah lainnya yang tidak bisa masuk dalam program FLPP,” papar Totok.

Sedangkan, Analis Kebijakan Ahli Madya BKKBN Muktiani Asrie Suryaningrum mengatakan, pada tahun ini Indonesia sudah menikmati bonus demografi dimana dua orang usia produktif menangani kurang dari satu orang usia non produktif. Dari jumlah usia produktif tersebut sekitar 25% didominasi oleh usia 14-24 tahun. 

"Jumlah usia produktif yang cukup besar di Indonesia ini pastinya jadi peluang bagi sektor perumahan untuk bisa memenuhi kebutuhan mereka akan rumah," jelas Muktiani.

Selanjutnya: BP Tapera hadir untuk bantu wujudkan masyarakat punya rumah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×