kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bonus demografi menjadi peluang bagi pembiayaan perumahan


Senin, 19 Oktober 2020 / 18:22 WIB
Bonus demografi menjadi peluang bagi pembiayaan perumahan
ILUSTRASI. Minat Membeli Properti. KONTAN/Baihaki/28/9/2020


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

Pengajuan KPR juga dapat dilakukan secara online melalui www.bni.co.id, BNI mobile banking atau eFormBNIGriya.  Sedangkan untuk KPR Subsidi pemerintah diantaranya terdapat Program FLPP, Program SSB, Program BP2BT, dan Program BPJSTK MLT. Bank Negara Indonesia juga menyalurkan kredit konstruksi untuk pengembang dengan skema paket kerja sama pembiayaan pembangunan perumahan sampai penjualan.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum DPP REI Paulus Totok Lusida menuturkan potensi bonus demografi sangat besar bagi bisnis sektor perumahan. Untuk itu perlu kerja sama strategis dari pemerintah, BP Tapera, perbankan dan pengembang dalam memanfaatkan peluang tersebut.

Menurut Totok kerja sama yang perlu dilakukan salah satunya, BP Tapera harus menempatkan dana Tapera di bank, dengan begitu bank memiliki kecukupan likuiditas untuk menurunkan suku bunga KPR. Pemerintah juga perlu menjamin agar bunga pinjaman dari dana jangka panjang tersebut tidak tinggi (sama dengan tingkat inflasi).

“Ketersediaan dana ini diharapkan dapat mendukung penyediaan rumah bagi kelompok milenial, ASN, TNI, Polri, dan kelompok masyarakat kelas menengah lainnya yang tidak bisa masuk dalam program FLPP,” papar Totok.

Sedangkan, Analis Kebijakan Ahli Madya BKKBN Muktiani Asrie Suryaningrum mengatakan, pada tahun ini Indonesia sudah menikmati bonus demografi dimana dua orang usia produktif menangani kurang dari satu orang usia non produktif. Dari jumlah usia produktif tersebut sekitar 25% didominasi oleh usia 14-24 tahun. 

"Jumlah usia produktif yang cukup besar di Indonesia ini pastinya jadi peluang bagi sektor perumahan untuk bisa memenuhi kebutuhan mereka akan rumah," jelas Muktiani.

Selanjutnya: BP Tapera hadir untuk bantu wujudkan masyarakat punya rumah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×